HIDE AND SEEK 2005 - MULTIPLE PERSONALITY

Review Psikomovie “Hide and Seek”
Twentieth Century Fox kembali mengeluarkan film berkelas dunia, diproduksi oleh Josephson Entertaiment, perusahaan film besar ini mengeluarkan HIDE and SEEK dengan aktor besar Robert Deniro sebagai Dr. David Callaway dan Dakota Fanning sebagai Emily Callaway, anak perempuan Dr. David Callaway.
First day of the new years, New York City, hari pertama tahun baru di kota New York, seorang anak bernama Emily Callaway (Dakota Fanning) gembira bermain dengan ibunya di taman kota, sang ayah datang dengan wajah ikut gembira bergabung dengan mereka, namun tampaknya kehadirannya tampak tidak diharapkan oleh keduanya, kasihan.

Malam harinya, si Ibu mendatangi Emily untuk mengucapkan selamat istirahat ke anaknya, karena hanya dialah yang paling dia cinta, didunia, namun kemudian si Ibu seakan mengucapkan salam terakhir, dikehidupannya. Pukul 02.06 pagi, si Ayah (Robert Deniro sebagai Dr. David Callaway) terjaga dari tidurnya, terkaget, dia menuju kamar mandi, merasa keadaan yang janggal, si ayah semakin penasaran, ia membuka pintu bak mandi dan mendapati si istri, Alison (Amy Irving) sudah tidak bernyawa lagi, keadaan menjadi terbalik, terlebih Emily sudah berada di belakang si ayah menyaksikan keadaan si ibu.

New York City Children’s Hospital, rumah sakit anak-anak kota New York, keadaan Emily semakin buruk, dia tertekan karena ditinggal oleh ibunya. Psikiater (Stewart Summers) yang menangani Emily begitu memperhatikannya, sehingga dia berusaha bersama ayahnya untuk mengembalikannya seperti semula. Akhirnya Emily dibawanya kepedalaman, hidup bersama ayahnya. Namun hal tersebut tidak langsung membawa Emily kembali bahagia, gambaran kematian ibunya yang dia anggap bunuh diri masih terngiang.
Esok setelah pindahan, aktifitas pun dimulai, si ayah ‘terlihat’ memulai dengan tulisan dan musiknya, dan Emily besama Alice, bonekanya, berjalan menulusuri hutan, ia mendapati sebuah gua dan menyaksikan sesosok keluar dari dalamnya, Charlie. Begitu senangnya dia dengan Charlie, sehingga Emily membuang Alice, seolah tidak membutuhkan lagi. Disisi lain, si ayah ingin mengajaknya ke luar rumah, jalan-jalan untuk mengganti suasana, namun dibalik pintu telah ada Laura (Melisa Leo), tetangga sebelah yang menawarkan perkenalan sekaligus memberi sesuatu untuk mempereratnya, setelah itu berangkatlah mereka. Ditengah perjalanan, si ayah bertemu dengan Elizabeth (Elisabeth Shue), ia sedang menunggu seorang anak bermain, perkelan pun terjadi.
Malam harinya, si ayah mendatangi kamar Emily, ingin mengucapkan selamat tidur padanya, tapi si ayah terkaget karena Alice (boneka Emilya) tidak lagi bersama dengan dirinya, akhirnya terjadilah dialog, dan Emily dengan gembira bahwa dirinya telah mendapat teman baru bernama Charlie, tapi Emily belum mau untuk memperkenalkannya pada ayahnya.
Si ayah merasa kawatir dengan keadaan yang semakin aneh, menurutnya ia telah mendapati Emily mempunyai teman hayalan akibat trauma, sehingga ia menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Si ayah akhirnya menghubungi kembali Psikiater (Stewart Summers) untuk meminta pendapat, ia berpendapat untuk menghabiskan waktunya bersama Emily. Si ayah mempunyai inisiatif untuk mengajak Emily memancing di danau disebelah rumah barunya. Emily sedikit terlihat gembira.
Malam harinya, pukul 02.06, si ayah kembali terbangun, ia merasakan kembali hal aneh, si ayah bergegas menuju kamar mandi, suasana yang mencekam, si ayah membuka tirai bak mandi dan mendapati tulisan didinding nya, “YOU LET HER DIE”, kau membiarkannya mati, si ayah terkaget dan bersamaan itu pula Emily telah berada dibelakangnya, si ayah menanyai apakah Emily yang melakukannya, dan kenapa, tapi Emily hanya menjawab “Charlie yang melakukannya”.

Keesokan harinya, si Ayah mengundang Elizabeth dan kemenakannya, Amy, untuk diperkenalkan pada Emily, namun keadaan berbalik, Amy menjadi ketakutan melihat keadaan Emily, ia bergegas pulang bersama bibinya,. Emily tidak membutuhkan teman lagi.
Keesokan harinya Emily bemain diluar rumah, ditemani oleh Steven, suami Laura tetangganya, senyumpun kembali terlihat karena Steven begitu menyayanginya pula, namun sayangnya tindakannya itu tidak disetujui oleh ayahnya. Si ayah mencoba kembali untuk mengajak Emily dialog, tentang teman barunya, Charlie, tapi Emily tetap terdiam dan seakan semakin menikmati keadaanya, tapi juga semakin aneh. Elizabeth datang kembali untuk melihat keadaan Emily, tapi tetap saja Emily tidak menerimanya, juga beberapa pemberiannya, karena Charlie.
Malam selanjutnya, pukul 02.06, si ayah kembali terjaga dari tidurnya, perasaan yang sama kembali muncul, si ayah menuju kekamar mandi, membuka tirai, “now look what you’ve done menjadi sajian awal, ia menemukan mayat kucing piaraannya. Si ayah bergegas menuju kamar Emily untuk mengintrogasinya, tapi Emily tetap bicara, “Charlie yang melakukannya”. Si ayah ketakutan dan segera mengurungnya di kamar, walau Emily berusaha telah berusaha meyakinkannya. Si ayah berulang kali mencoba berinteraksi pada Emily, tapi tetap tidak bisa. Akhirnya Emily membawanya ke kamarnya, dan memperlihatkan gambarnya tentang Charlie.
Esok harinya, si psikiater datang mengunjunginya, namun dialog pun tetap pasif adanya, Emily tidak memberitahukan siapa Charlie, Emily hanya berkata bahwa dia senang bermain dengannya, bermain petak umpet (hide n seek). Si psikiater mempunyai pendapat agar membawa Emily ke kliniknya aga dapat dievaluasi lebih lanjut lagi, tapi si ayah ingin mencobanya 2 minggu lagi.
Disisi lain, Laura dan Steven, tetangga Emily dan ayahnya, ternyata mengalami hal yang tragis, anak perempuannya meninggal beberapa saat yang lalu, itulah sebabnya kenapa mereka sangat sayang pada Emily, karena Emily mirip sekali dengan anaknya.
Elizabeth tetap tidak bosan memberi dukungan. Pagi itu dia kembali pada Emily, merasa tidak ada jawaban atas panggilannya, ia langsung masuk, dan menuju kamar Emily, Elizabeth mencoba ingin mengetahui siapa Charlie, tapi begitu dia mengetahui siapa Charlie, dia didorong olehnya sehingga jatuh dari lantai 2, didepan mata Emily.
Malam harinya, si ayah terbangun karena polisi setempat yang datang, ia memberi pertanyaan pada si ayah tentang Elizabeth yang telah hilang, tapi si ayah tidak bisa memberi informasi lebih, polisi itupun pergi dan tetap meminta pertolongan jika ada informasi lebih lanjut. Berselang waktu sejenak, Emily menangis ketakutan, si ayah datang untuk mencoba untuk mengetahui apa yang terjadi, tapi Emily tetap menangis dengan menunjukkan jamnya, pukul 02.06, si ayah bergegas menuju kamar mandi, seolah tahu apa yang akan terjadi. Si ayah terkaget melihat tulisan ditirai bak mandi, “CAN YOU SEE NOW”, kemudian dia membukanya, terlihat mayat Elizabeth, si ayah lalu mengurung Emily kembali dalam kamarnya, dan si ayah mencoba mencari Charlie diluar rumah, mungkin dia belum jauh.


PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.

Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.

Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya.  Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.  Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya.  Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.

Download Materi Psikologi Lintas Budaya

A BEAUTIFUL MIND

Film A Beautiful Mind mengisahkan seorang matematikawan John Nash (Russel Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia adalah seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan agak apatis. Dimulai tahun 1947 ketika dia bersekolah di perguruan tinggi Princeton dengan mendapat beasiswa Carniege. John Nash merupakan mahasiswa yang unik, ia tidak menyukai perkuliahan dan suka membolos, karena menurutnya berkuliah hanya membuang waktu saja dan mengekang kreativitas seseorang, dan hanya membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih suka belajar secara otodidak, memahami dan memecahkan dinamika pergerakan natural melalui pemikirannya sendiri yang sangat kreatif. Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinil untuk meraih gelar doktornya. Akhirnya dia berhasil diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di lain sisi Nash mengidap penyakit gangguan jiwa skizofrenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Sebenarnya penyakitnya tersebut sudah dideritanya sejak dia berada di Princeton, namun semakin parah ketika ia mengajar di MIT. Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Soviet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia tersebut, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.


TEORI MOTIVASI DAVID C. McCLELLAND

Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama ini mungkin yang lebih Anda kenal adalah teori dari Abraham Maslow dengan hierarki kebutuhannya.

Tapi, sebenarnya ada banyak para ahli dengan pendapat mereka masing-masing tentang teori motivasi, termasuk David McClelland.

Menurut Mclelland, ada tiga hal yang melatar belakangi motivasi seseorang:

1. The Need for Achievement (n-ach) – Kebutuhan akan Prestasi / Pencapaian
Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi.

Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk menghadapi tantangan.

Tentunya imbalan yang paling memuaskan bagi mereka adalah pengakuan dari masyarakat.

2. The Need for Authority and Power (n-pow) – Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut Mclelland, ada dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial.

Contoh dari kekuasaan pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih tinggi agar bisa mengatur orang lain dan mengarahkan ke mana perusahaannya akan bergerak. Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin seperti Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut untuk kepentingan sosial, seperti misalnya perdamaian.

3. The Need for Affiliation (n-affil) – Kebutuhan akan Afiliasi / Keanggotaan
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya.

McClelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya.

Sedangkan, sebab-sebab n-affil dari seseorang bisa bermacam-macam, dan salah satu contohnya bisa Anda lihat dari tragedi 11 September di Amerika Serikat. Setelah kejadian tersebut, banyak orang-orang Amerika yang melupakan kepentingan mereka dan memilih untuk bersatu sehingga mereka memiliki rasa aman.

BIOGRAFI ERICH FROMM

Erich Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt, Jerman. Ayahnya bekerja sbagai pengusaha dan, menurut Erich, kepribadiannya agak “angin-anginan”. Ibunya sering mengalami depresi. Dengan kata lain, masa kanak-kanak Erik tidaklah terlalu menyenangkan.

Seperti keluarga Jung, keluarga Erich Fromm adalah keluarga yang taat beragama, dalam hal ini agama Yahudi. Setelah dewasa, Erich menyatakan dirinya sebagai seorang mistikus yang atheis.

Dalam autobiografinya, Beyond the Chains of Illusions, Erich menceritakan dua peristiwa penting di masa remajanya yang kemudian menjadi titik tolak jalan hidupnya. Peristiwa pertama adalah perkenalannya dengan seorang kerabat keluarganya.

“Mungkin usia gadis itu 25 tahun, dia sangat cantik, menarik dan seorang pelukis, pelukis pertama yang saya kenal. Saya ingat saat itu dia sudah bertunangan, tapi beberapa waktu kemudian bubar; Saya ingat dia selalu menemani ayahnya yang menduda. Ayahnya sudah tua, tidak menarik dan agak pendiam (muingkin penilaian saya ini terlalu bias karena cemburu). Suatu hari, saya mendengar kabar yang sangat mengejutkan; ayahnya meninggal dan beberapa waktu kemudian dia bunuh diri dan meninggalkan secarik surat wasiat bahwa dia ingin dimakamkan di sisi ayahnya”.

Peristiwa kedua lebih dahsyat dari peristiwa pertama, yaitu Perang Dunia I. Saat itu, dia berusia 14 tahun dan dipaksa menyaksikan bagaimana kejamnya dampak nasionalisme. Di sekitarnya, yang terdengar hanyalah seruan, “Kita adalah yang terbesar” (Kita mewakili orang Jerman). Kebencian, “histeria perang”, menghantuinya, dan memang begitulah kenyataannya.

Erich, menemukan pencerahan atas kedua peristiwa itu dari tulisan-tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx.

Erich, menerima gelar Ph.D-nya dari Heidelberg tahun 1922, dan setelah itu berkarier sebagai psikoterapis. Dia pindah ke Amerika tahun 1934 –masa-masa ketika kabur dari Jerman menjadi sangat lumrah. Di Amerika, dia tinggal di New York dan di tempat inilah dia bertemu dengan pemikir-pemikir pelarian.

Menjelang akhir kariernya, dia pindah mengajar ke Mexico City. Selama di Mexico, dia melakukan berbagai penelitian tentang hubungan kelas-kelas ekonomi dnegan tipe-tipe kepribadian. Erich Fromm meninggal pada tahun 1980 di Swiss.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

KOMPETENSI PSIKOLOGI

Bertitik tolak dari landasan membangun dan mengembangkan kebiasaan produktif dalam budaya sebagai sarana  untuk memasuki kerja global, maka kebutuhan atas pandangan yang luas tentang perubahan, peluang dan tantangan yang dihadapi.

Dalam sepuluh atribut kritis yang dikemukakan diatas memberi daya dorong kepada anda untuk mendalami kompetensi teknis, proses dan kerjasama untuk mendukung kebiasaan produktif anda kedalam kemampuan anda mengelola secara efektif terhadap masalah-masalah seperti 1) menetapkan pilihan yang meyakinkan dan terinformasi tentang lingkungan kerja global ; 2) menerapkan pengetahuan tentang budaya dalam lingkungan bisnis global dengan tindak lanjut tindakan ; 3) memanfaatkan teknologi informasi ; 4) bekerja lebih efektif dengan tim ; 5) bekerja secara percaya diri dan kolaboratif ; 6) mendukung pembelajaran budaya mengenai diri sendiri dan orang lain ; 7) praktek lintas budaya dan manajemen jarak jauh ; 8) menglola proses bisnis melintasi jarak, waktu dan budaya ; 9) menyatukan alat dan teknik elektronika dan manusia ; 10) memfokuskan aktualisasi pengetahuan globalisasi regionalisasi.

Komptensi teknis :
Meningkatkan kemampuan mengelola hubungan tim dengan perangkat kelompok dengan membangun kebiasaan produktif dalam pemanfaatan sistem teknologi informasi (STI) sebagai perangkat kelompok global (mendalami konsep dasar, teknologi, aplikasi, pengembangan dan pengelolaan STI).

Dengan mendalami perangkat kelompok global tersebut berarti anda mampu membangun dan mengelola apa yang disebut dengan 1) komunikasi kelompok ; 2) memori kelompok ; 3) pendukung proses kelompok. Banyak fungsi tersebut kedalam aplikasi-aplikasi terpisah akan melebur ke dalam sistem operasi atau bahkan perangkat keras kedalam usaha untuk membangun „sistem informasi kelompok”.

Dengan penguasaan kompetensi teknis tersebut, anda akan mampu membangun pondasi kedalam organisasi jaringan yang layak dengan memanfaatkan teknologi sistem komputer dan teknologi sistem telekomunikasi dengan mengintergrasikan kedalam aplikasi sistem teknologi nformasi di fungsi-fungsi, aplikasi sistem teknologi informasi di level organisasi dan aplikasi eksternal kedalam sistem informasi stratejik dan sistem inter organisasi.


Penguasaan fasilitasi proses :
Kepimpinan adalah berkaitan dengan proses, oleh karena itu peran kepemimpin adalah juga guru sehingga ia harus memiliki kemampuan melaksanakan fasilitsi untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kemampuan itu, anda mampu menjadi pemimpin tim untuk mengelola arah persfktif, posisi masa depan dan kinerja dalam kerja global.
Dengan keteladanan itu, anda akan mampu memotivasi kedalam kerja kelompok tim sebagai keterampilan abad baru untuk membangun 1) kepribadian kedalam (sabar dan tekun, stabil dalam emosional, siap menghadapi kgagalan, berpikir terbuka, rasa humor, rendah hati dan kekuatan dalam brimajinasi) ; 2) berkaitan dengan pekerjaan (berpikir sistem, mampu mengambil keputusan, mampu mendesak batas-batas budaya, membentuk perilaku yang dihargai, membaca isyarat bisnis lintas budaya, mengadaptasi, memiliki kompetensi kedalam intergrasi teknis, informasi, organisasi dan manajemen) ; 3) intelektual kedalam (rasa ingin tahu, membangun dan membina hubungan pribadi, kepekaan terhadap nilai, bermotivasi dalam kerja lintas budaya, pengetahuan sejarah dan sosial).

Penguasaan kerjasama kelompok tim :
Kerjasama kelompok tim kedalam kerja global akan sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan kolaboratif yang mampu menanamkan pengaruh untuk membangun dan mengembangkan konektivitas manuia yang tidak dapat digantikan dengan hanya menerapkan sistem teknologi informasi.
Oleh karena itu, yang menjadi masalah bagaimana cara aplikasi teknologi memungkinkan tim memelihara kaitan manusia  dalam lingkungan kerja global dalam 1) mengatasi waktu ; 2) memelihara identitas tim ; 3) menciptakan landasan bersama di ruang cyberspace ; 4) bekerja tanpa kontek ; 5) pengambilan keoutusan jarak jauh ; 6) pembagian informasi.

Sejalan dengan hal-hal diatas, harus mampu membangun dan mengembangkan pembinaan tim kerja global dengan langkah tindakan apa yang disebut dengan 1) orientasi ; 2) membina rasa saling percaya ; 3) klarifikasi tujuan / peran ; 4) komitmen ; 5) implementasi ; 6) meningkatkan kinerja tinggi ; 7) kesiapan mengadaptasi perubahan.

Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka diperlukan kejelasan rumusan pedoman praktis untuk tim kerja global kedalam apa yang disebut dengan 1) ciptakan dukungan komunikasi ; 2) gunakan pedoman multibudaya ; 3) membangun saling percaya ; 4) merancang ulang proses-prose kerja untuk lingkungan kerja global ; 5) mengelola berdasarkan tolak ukur ; 6) manfaatkan teknologi dalam mengembangkan kreatifitas dan inovasi ; 7) menguasai dalam pelaksanaan manajemen lintas budaya ; 8) ciptakan berbasiskan analisis strategis kedalam pemikiran adaptasi kedalam pola pikir yang menekankan menghindari masalah daripada memecahkan masalah.

Download Materi Kompetensi
1. Pengantar Kompetensi
2.  Assessment Center
3. Kompetensi 1
4. Lompetensi 2
5. Manfaat dan Aplikasi Model Kompetensi

BIOGRAFI JEAN PIAGET

Jean Piaget dilahirkan di Neuchâtel, Swiss, pada tanggal 9 Agustus 1896. Nya. Ayah, Arthur Piaget, adalah seorang profesor sastra Abad Pertengahan dengan bunga lokal dalam sejarah ibunya, Rebecca Jackson, cerdas dan energik, tapi Jean ditemukan padanya sedikit neurotik – kesan bahwa ia berkata memimpin berminat pada psikologi, namun jauh dari patologi! Anak tertua, dia cukup mandiri dan menaruh minat awal di alam, terutama mengumpulkan kerang. Ia menerbitkan pertamanya “kertas” ketika ia sepuluh – halaman account salah satu penampakan-Nya dari burung gereja albino.

Dia mulai menerbitkan dengan sungguh-sungguh di sekolah tinggi tentang topik favoritnya, moluska.. Dia sangat senang untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu dengan direktur Nuechâtel’s Museum Sejarah Alam, Mr Godel pekerjaan-Nya jadi terkenal di kalangan mahasiswa Eropa moluska, yang beranggapan ia dewasa! Semua ini pengalaman awal dengan ilmu pengetahuan terus dia pergi, katanya, dari “iblis filsafat.”

Kemudian pada masa remaja, ia menghadapi sedikit krisis iman: Didorong oleh ibunya untuk menghadiri pelajaran agama, ia menemukan argumen keagamaan kekanak-kanakan. Belajar berbagai filsuf dan aplikasi logika, ia mendedikasikan dirinya untuk menemukan penjelasan biologis “pengetahuan.” Pada akhirnya, filosofi gagal untuk membantunya dalam pencariannya, jadi ia berpaling ke psikologi.

Setelah SMA, ia melanjutkan ke Universitas Neuchâtel. Terus menerus belajar dan menulis, ia menjadi sakit-sakitan, dan harus pensiun ke pegunungan selama setahun untuk memulihkan diri. Ketika ia kembali ke Neuchâtel, ia memutuskan akan menuliskan filsafatnya. Poin mendasar menjadi inti untuk kehidupan seluruh karyanya: “Dalam semua bidang kehidupan (organik, mental, sosial) terdapat ‘kualitatif berbeda totalities’ dari bagian mereka dan memaksa mereka sebuah organisasi.” bentuk Prinsip ini dasar nya filsafat strukturalis, karena akan untuk Gestaltists, teori, Sistem, dan banyak lainnya.

Pada tahun 1918, Jean Piaget menerima gelar Doktor dalam Ilmu dari Universitas Neuchâtel.. Dia bekerja selama setahun psikologi di laboratorium di Zurich dan terkenal psikiatri Bleuler di klinik Selama periode ini, ia diperkenalkan pada karya-karya Freud, Jung, dan lain-lain. Pada 1919, ia mengajar psikologi dan filsafat di Sorbonne di Paris.. Di sini ia bertemu Simon (dari-Binet Simon terkenal) dan melakukan penelitian intelijen untuk menguji Dia tidak peduli untuk hak-atau-salah “gaya” dari cerdas tes dan mulai mewawancarai subyek di sebuah sekolah anak laki-laki bukan, dengan menggunakan teknik wawancara psikiatri yang ia pelajari tahun sebelumnya. Dengan kata lain, ia mulai bertanya bagaimana anak-anak beralasan.

Pada tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan diterbitkan dalam Journal de penghibur.. Pada tahun yang sama, ia menerima posisi di Institut JJ Rousseau di Geneva Di sini ia mulai dengan murid-muridnya untuk penelitian penalaran anak SD menjadi ini. Penelitian pertama lima buku-buku psikologi anak. Meskipun ia menganggap sifatnya ini bekerja sangat awal, ia terkejut oleh publik reaksi positif yang kuat bekerja.



Pada tahun 1923, ia menikah dengan salah satu rekan kerja muridnya, Valentine Châtenay;. Pada tahun 1925 pertama mereka, anak perempuan lahir pada tahun 1927, putri kedua mereka lahir, dan pada tahun 1931, hanya anak mereka lahir. Mereka segera menjadi fokus pengamatan intens oleh Piaget dan istrinya. Penelitian ini menjadi tiga buku!

Pada 1929, Jean Piaget mulai bekerja sebagai Direktur Biro Pendidikan Internasional, mengirim dia akan terus sampai 1967. Ia juga memulai riset skala besar dengan A. Szeminska, E. Meyer, dan terutama barbel Inhelder, yang akan menjadi kolaborator utamanya ,. Piaget perlu dicatat, sangat berpengaruh dalam membawa perempuan ke dalam psikologi eksperimental. Beberapa dari karya ini, bagaimanapun, tidak akan menjangkau dunia luar Swiss hingga Perang Dunia II sudah berakhir.

Pada tahun 1940, Ia menjadi ketua Experimental Psikologi, Direktur laboratorium psikologi, dan presiden Masyarakat Swiss Psikologi ini. Pada tahun 1942, ia memberikan serangkaian kuliah di College de France, selama pendudukan Nazi di Perancis. kuliah menjadi The Psychology of Intelligence. Pada akhir perang, ia diangkat sebagai Presiden Komisi Swiss UNESCO.


Juga selama periode ini, ia menerima sejumlah gelar kehormatan. Ia menerima salah satu dari Sorbonne pada tahun 1946, University of Brussels dan Universitas Brasil pada tahun 1949, di atas merupakan salah satu awal dari Harvard pada tahun 1936. Dan, pada tahun 1949 dan 1950, ia menerbitkan sintesis nya, Pengantar Epistemologi Genetika.

Pada tahun 1952, ia menjadi profesor di Sorbonne.. Pada tahun 1955, dia menciptakan International Center for Genetic Epistemologi, di mana ia menjabat sebagai direktur sisa hidupnya Dan, pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah Ilmu di Universitas Jenewa.

Dia terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat pekerjaan psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss. Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980,, salah satu psikolog yang paling signifikan abad kedua puluh.

TEORI ALBERT BANDURA

Behaviorisme, dengan tekanannya pada metode eksperimen, terfokus pada variabel yang dapat kita amati, ukur, dan manipulasi, dan menghindari apapun yang bersifat subjektif, internal, dan tidak tersedia – mental. Pada metode eksperimen, prosedur standarnya adalah memanipulasi satu variabel, kemudian mengukur dampaknya pada yang lain. Semua ini bermuara pada suatu teori kepribadian yang menyatakan bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang.

Bandura berpikir bahwa ini agak terlalu sederhana untuk fenomena yang sedang ia amati – agresi pada remaja – dan memutuskan untuk menambahkan sesuatu pada rumusan di atas yaitu ia membenarkan bahwa lingkungan menyebabkan suatu perilaku, tetapi perilaku mempengaruhi suatu lingkungan juga. Ia menamai konsep ini sebagai reciprocal determinism (determinisme timbal balik): dunia dan perilaku seseorang saling menyebabkan satu sama lain.



Ada tiga konsep inti di teori pembelajaran sosial ini. Pertama, adalah gagasan bahwa orang dapat belajar melalui observasi, kedua, gagasan yang menyatakan mental internal merupakan bagian penting dari proses ini. Terakhir, teori ini menyatakan bahwa hanya karena seseorang memplajari sesuatu bukan berarti selalu terjadi perubahan dalam perilakunya. Ketiga konsep tersebut akan diuraikan secara lebih rinci pada uraian di bawah ini.
  1. Orang dapat belajar melalui observasi
Bandura mengidentifikasi tiga model dasar pembelajarn observasional:
  • Model hidup, yang melibatkan seorang individu nyata mendemostrasikan sebuah perilaku.
  • Model instruksional verbal, yang melibatkan deskripsi atau penjelasan dari sebuah perilaku
  • Model simbolik, yang melibatkan karakter nyata atau fiksi menampilkan perilaku dalam buku-buku, film, program televisi, atau media online.
Keadaan mental penting untuk pembelajaran

Bandura mengemukakan bahwa penguatan eksternal dan lingkungan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pembelajaran dan perilaku. Dia menggambarkan penguatan intrinsik sebagai bentuk penghargaan internal, seperti rasa bangga, puas, dan sensasi dari perolehan sebuah prestasi atau pencapaian. Penekanan pada pikiran internal dan kesadaran menjadi penghubung antara teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif. Sementara banyak buku teks yang menempatkan teori pembelajaran sosial dengan teori tingkah laku (behaviorisme), Bandura sendiri mendiskripsikan pendekatannya sebagai “teori kognitif sosial”.
Belajar tidak selalu mengarah pada perubahan perilaku

Penganut paham behaviorisme percaya bahwa belajar menyebabkan perubahan permanen dalam perilaku, sedangkan pembelajaran observasional menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari informasi baru tanpa menunjukkan perilaku baru.
  1. Pembelajaran Observasional atau pemodelan
Bandura mengatakan bahwa seseorang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Sebagian besar perilaku manusia dipelajari dengan mengamati melalui pemodelan: dari mengamati orang lain terbentuk gagasan tentang perilaku baru dilakukan, dan kemudian informasi (gagasan) tersebut menjadi panduan dalam melakukan tindakan.” (Bandura). Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Bandura menetapkan bahwa ada langkah tertentu yang terlibat dalam proses pemodelan:
  1. Attention (perhatian) – jika kita ingin belajar sesuatu, kita harus memperhatikan. Apapun yang mengurangi perhatian, akan memberikan dampak negatif pada pembelajaran observasional. Misalnya kita sedang mengantuk, sakit, panik, gugup akan mengurangi perhatian kita pada apa yang sedang kita pelajari.
  2. Retention (penyimpanan) – Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Retensi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tetapi kemampuan untuk memperoleh informasi dan kemudian bertidak sangat penting pada pembelajaran observasional.
  3. Reproduction (Reproduksi) – mereproduksi gambaran yang bisa berupa tingkah laku nyata, atau pun imajinasi ketika kita melakukan hal yang sedang kita perhatikan.
  4. Motivasi – Dan tentu saja, dengan semua hal di atas, kita tidak akan melakukannya jika tidak memiliki motivasi untuk mengimitasi, yaitu memiliki alasan yang tepat untuk mengimitasi. Bandura mengklasifikasikan alasan mengimitiasi menjadi hal-hal di bawah ini:
  1. Past reinforcement
  2. Promised reinforcement
  3. Vicarous reinforcement
Tentu saja, ada motivasi negatif, yang memberikan kita alasan untuk tidak mengimitasi seseorang:
  1. Past punishment
  2. Promised punishment
  3. Vicarous punishment
Bandura percaya pada “determinisme timbal balik”, yaitu dunia dan perilaku seseorang menyebabkan setiap lain, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan seseorang menyebabkan perilaku seseorang, Bandura, yang sedang belajar agresi remaja, menemukan ini terlalu sederhana, dan di samping itu dia menyarankan bahwa perilaku menyebabkan lingkungan juga. Kemudian, Bandura segera dianggap sebagai kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen: lingkungan, perilaku, dan proses psikologis seseorang (kemampuan seseorang untuk menghibur gambar dalam pikiran dan bahasa).
 Teori pembelajaran sosial kadang-kadang disebut sebagai jembatan antara behavioris dan teori pembelajaran kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi. Teori ini berkaitan dengan Teori Pembangunan Sosial Vygotsky dan teori Belajar tersituasi dari Lave, yang juga menekankan pentingnya belajar sosial.

Self Regulation


Self regulation (kontrol diri) aturan yang kita tetapkan untuk mengontrol diri kita sendiri. Menurut Bandura, ada tiga langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
  1. Pengamatan diri. Kita melihat diri kita sendiri, mengenali diri sendiri.
  2. Penilaian. Kita membandingkan apa yang kita lihat dengan apa yang menjadi standar.
  3. Respon diri. Jika sudah membandingkan dengan standar, kita memberi reward jika kita kita mencapai standar, atau kita memberi punishment (hukuman) jika tidak mencapai standar. Baik reward maupun punishment, ada dua macam, yaitu yang terlihat dan yang tidak terlihat. Yang terlihat misalnya, makan-makan, jalan-jalan, ataupun berjanji tidak nonton tivi terlalu banyak. Yang tidak terlihat misalnya perasaan bangga, puas ataupun perasaan bersalah dan malu.
Menghukum diri sendiri dengan berlebihan akan menjadikan hal yang buruk terjadi pada diri sendiri. Bandura melihat tiga kemungkinan hasil dari menghukum sendiri yang berlebihan:
  1. Kompensasi, misalnya delusi.
  2. Tidak aktif, misalnya apatis, depresi, bosan yang berlebihan.
  3. Melarikan diri, misalnya dengan obat-obatan dan alkohol, atau bahkan bunuh diri.
Bandura merekomendasikan untuk mereka yang menderita miskin konsep diri untuk mempraktekan self regulation dengan cara sebagai berikut:
  1. pengamatan diri – kenali diri sendiri! Pastikan Anda memiliki gambaran yang akuran tentang perilaku Anda.
  2. penilaian – jangan patok standar terlalu tinggi! Sesuaikan dengan kemampuan dan usaha Anda.
  3. respon diri – Gunakan reward, bukan punishment. Rayakan kemenangan Anda, jangan terpaku pada kegagalan.
 Referensi :
Social Learning Theory (Bandura). Diakses dari http://www.learning-theories.com/social-learning-theory-bandura.html
http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/sociallearning.htm
Boree, George. 2006. Albert Bandura. Diakses dari http://webspace.ship.edu/cgboer/bandura.html
 

BIOGRAFI ALBERT BANDURA

Albert Bandura lahir 4 Desember 1925, di kota kecil Mundare, sebelah Alberta utara, Kanada. Dia dididik di sekolah dasar dan sekolah tinggi yang menjadi satu, dengan sumber daya yang minim, namun dengan tingkat keberhasilan yang luar biasa. Setelah SMA, dia bekerja pada suatu musim panas untuk mengisi kekurangan di Alaska Highway di Yukon.
Ia menerima gelar sarjana psikologi dari University of British Columbia pada tahun 1949 dan gelar Ph. D. Dari University of Iowa pada tahun 1952. Di sanalah ia berada di bawah pengaruh tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Sementara di Iowa, ia bertemu Virginia Varns, seorang instruktur di sekolah keperawatan. Mereka menikah dan memiliki dua orang putri. Setelah lulus, ia mengambil posisi postdoctoral di Wichita Guidance Center, Kansas.

Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Standford University. Ia bekerja sama dengan mahasiswa lulusan pertama, Richard Walters, menghasilkan karya pertama mereka, Adolescent Aggression, tahun 1959. Bandura adalah presiden APA (American Psychological Association) pada tahun 1973 dan menerima penghargaan APA untuk Kontribusi Ilmiah Terkemuka tahun 1980. Di masih bekerja di Stanford hingga saat ini.

BIOGRAFI MAX WERTHEIMER

Max Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt bersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max mempelajari imu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun 1934. Di Amerika ia bekerja di New School for Research di New York city sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalamkotak tersebut) di toko mainan anak-anak.  Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.

Dalam bukunya yang berjudul "Investigation of Gestalt Theory" (1923), Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt sebagai berikut:

  1. Hukum Kedekatan (law of proximity): hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
  2. Hukum Ketertutupan (law of closure): Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
  3. Hukum Kesamaan (law of equivalence): hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

BIOGRAFI WILLIAM JAMES

William James lahir pada tanggal 11 Januari 1984 di New York City. Ayahnya, seorang kaya raya yang mandiri, adalah seorang penulis masalah-masalah teologis. Masa pendidikan awal James terkadang terganggu, ia mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang luas dan bervariasi, ia dapat belajar bahasa Perancis dan Jerman. Pada tahun 19864, ia sangat tertarik pada seni, tetapi sains menang dan ia masuk Harvard Medical School dengan mendapatkan gelar M.D pada tahun 1869. Pada tahun 1872 ia menjadi seorang guru psikologi di Harvard. Dorongan dan pluralisme dari komunitas akademik ini terbukti menjadi latar belakang bagi James. Di samping menaruh perhatian pada struktur tubuh, ia terpukau dengan persoalan struktur pikiran dan emosi manusia dan berbagai variasi pengalaman manusia. Ia juga disulitkan dengan masalah yang berkenaan dengan perdebatan antara kebebasan dan determinisme, kemungkinan kebenaran pasti, dan realitas Tuhan.

Pada tahun 1875, ia mengajar kursus psikologi, dan ia mulai memberikan kursus filsafat di Harvard, tentang esai-esai yang mengenai perdebatan determinisme-kebebasan, sifat rasionalisme dan kesesuaian antara sains dan agama pada tahun 1880-an.

Karya-karya yang paling penting dimana ide-ide ini dikembangkan mencakup beberapa hal, yakni :
1. The will to be believe, (1897)
2. The Variety of Religious Experience (1902)
3. Pragmatism (1907)
4. A Pluralistic Universe (1909)
5. Essay in Radikal Empirism (1912), setelah James meninggal.

Pemikiran William James
Untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang dikemukakan James, kita harus mulai dengan teorinya tentang kesadaran, yang sebagian besar dikembangkan secara lengkap di dalam The Principles of Psychology. James percaya bahwa psikologi dan filsafat erat-terkait melalui cara berikut: keduanya perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan menemukan penjelasan kausal.

Setelah menerbitkan The Principles of Psychology, James mempersembahkan dirinya lebih lanjut di dalam penjelajahan filosofis. Namun, ini tidak berarti bahwa ia memutuskan diri dari perhatian awalnya pada psikologi dan fisiologi. Dalam kenyataannya, karya filosofisnya dapat dipandang mengambil beberapa cabang sentral dari penekanan awalnya pada satu ide : bahwa kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religius dan lunak menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini, tulisan-tulisan lima belas tahun terakhir dari hidup James berpusat pada (1) arti penting pilihan dalam menentukan kepercayaan kita, (2) penilaian tentang hidup religius manusia, (3) hakikat makna dan kebenaran, dan (4) perkembangan sebuah metafisika pluralistik (yakni sebuah pandangan yang menekankan otonomi dan independensi hal-hal individual di alam semesta, hubungan dan ketergantungannya satu sama lain).

Ia juga meletakkan prinsip ini ke dalam praktek dan menunjukkan lima karakteristik dasar kesadaran dan pikiran kita, yaitu :
  1. Pikiran bersifat personal-pengalaman diatur, keduanya memiliki seseorang.
  2. Pikiran dan pengalaman berada di dalam perubahan yang konstan. Tidak ada dua pengalaman yang pernah identik, “sebuah keadaan yang telah berlaku tidak akan pernah kembali dan identik dengan apa yang sebelumnya”. James tidak mengingkari bahwa mengalami obyek yang sama sekali, tapi pengalaman kita tentang sebuah obyek memiliki sifat yang berbeda pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.
  3. Ada keberlanjutan dan juga perubahan di dalam pikiran dan pengalaman
  4. Pikiran bersifat kognitif, dan pikiran berkenaan dengan sesuatu selain dirinya sendiri
  5. Kesadaran bersifat selektif, kesadaran berkonsentrasi pada beberapa hal dan mengingkari beberapa hal yang lain.

Pemikiran James tentang karya-karyanya
Sikap yang dianut James digambarkan di dalam esainya “The Will to Believe”. Di dalam esai ini, ia menegaskan bahwa ada waktu-waktu ketika kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus membuat keputusan tanpa memiliki semua bukti yang mungkin kita kuasai. Kehidupan tidak selalu memberi kita kemewahan menunggu hingga kita mendapatkan data yang meyakinkan, yang mendukung jalan tindakan yang benar. Tujuan James adalah menggambarkan beberapa karakteristik dasar situasi semacam itu, dan mempertahankan pandangan bahwa arah tindakan rasional di lingkungan ini tidaklah berarti melarikan diri dari realitas dengan mengklaim perlunya keharusan menunggu bukti yang lebih obyektif sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan.

The Varieties of Religious Experiences memuat usaha besar James untuk menilai arti agama dalam kehidupan manusia. Seperti Nietzsche, James menilai agama dari segi kontribusinya pada keutamaan manusia, tetapi kesimpulan yang diambil James berbeda dari para filosof Jerman pada masanya. Perbedaan ini sebagian besar dikarenakan fakta bahwa ideal James lebih demokratis dibandingkan ideal Nietzsche. James tentu memuji nilai individu-individu yang istimewa, tetapi ia memberi penekanan yang lebih jelas dan lebih kuat pada arti penting dan integritas setiap kehidupan manusia, perlunya manusia bekerja bersama guna menghasilkan yang terbaik, dan kebutuhan untuk menetapkan sebuah lingkungan di mana kebebasan personal dan kesatuan sosial melengkapi satu sama lain.

Di dalam bukunya Pragmatism, James membicarakan konsep pragmatis tentang kebenaran dalam satu bab. Di dalam The Meaning of Truth ia menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada delapan hal yang disalahpahami orang tentang ajarannya. Suatu kritik, misalnya, mengatakan bahwa pragmatisme hanya menerangkan bagaimana kebenaran datang; tidak menjelaskan apa kebenaran itu sesungguhnya.

Karangannya, Essay in Radical Empirism a Pluralistic Universe, dan karyanya, Some Problems of Philosophy, membicarakan pertumbuhan pandangannya tentang pragmatisme di dalam metafisika dan epistemologi. Pragmatisme, menurut pendapatnya, memberikan suatu jalan untuk membicarakan filsafat dengan melalui pemecahan lewat pengalaman indera. Akan tetapi, ini ternyata tidak mencukupi untuk James karena ia menyadari bahwa pragmatisme juga mampu menghubungkan satu dengan lainnya. Jawaban yang harus diberikan ialah mengenai pandangan yang pasti tentang alam semesta. Pandangan ini tentu saja suatu metafisika.

Pemikiran William James adalah empirisme yang radikal atau empirisis yang pragmatis. Kepribadiannya dan pandangannya tentang manusia memerlukan suatu filsafat yang dapat berlaku adil pada perasaan keagamaan, moral dan kepentingan manusia terdalam. Ia memerlukan suatu filsafat yang pantas, yang dapat menghadapi kenyataan secara terus terang. Ia mencurigai setiap sistem filsafat yang murni intelektual atau yang mengaku benar secara absolut. Filsafat yang tidak selesai serta tidak absolut, itulah filsafat yang diakuinya, tetapi filsafat itu harus menyertai kehidupan manusia dan masa depannya. Filsafat harus membantu manusia menyelesaikan masalah yang dihadapinya, memberikan kepada manusia harapan yang optimistis dalam kehidupan yang vital.

Bahwa pragmatisme James itu bersifat voluntaristis, penekanannya pada pentingnya faktor usaha dan kesukarelaan dalam keputusan dan memperjelas sesuatu.

Tentang etikanya
Bahwa kaum pragmatis berpendapat bahwa yang baik adalah yang dapat dilaksanakan dan dipraktekkan, mendatangkan yang positif dan kemajuan hidup. Karena itu, baik-buruknya perilaku dan cara hidup dinilai atas dasar praktisnya, akibat tampaknya, dampak positifnya, manfaatnya bagi orang yang bersangkutan.

TEORI ABRAHAM HAROLD MASLOW

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

BIOGRAFI ABRAHAM HAROLD MASLOW

Tokoh dengan nama lengkap Abraham Harold Maslow, lahir pada tanggal 1 Aprik 1908 di Brooklyn, New York, sebagai anak sulung dari tujuh orang bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut Yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia.

Karena sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru, kedua orangtuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Tidak heran jika semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan buku.

Demi menuruti keinginan orangtuanya, pertama-tama Maslow belajar hukum di City College of New York (CCNY). Setelah tiga semester belajar di sana, dia pindah ke Cornell lalu kembali ke CCNY. Dia menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dan pernikahan ini bertentangan dengan keinginan orangtuanya. Maslow dan Bertha dikaruniai dua orang puteri.

Dia dan Bertha kemudian pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke University of Wisconsin. Di sinilah ketertarikannya pada bidang psikologis mulai tumbuh, sehingga perjalanan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus, dia kembali ke New York untuk bekerja dengan E. L. Thorndike di Coolumbia dimana dia melakukan penelitian tentang seksualitas manusia.

Dia mulai mengajar full time di Brooklyn College. Dalam periode inilah dia bergaul dengan beberapa pemikir Eropa yang berimigrasi ke AS, khususnya ke Brooklyn, akibat perang yang berkecamuk di sana. Di antara pemikir tersebut adalah Adler, Fromm, Horney dan psikolog-psikolog Gestalt dan Freudian.

Tahun 1951, Maslow menjabat ketua departemen psikologi di Brandels selama 10 tahun. Di sinilah dia bertemu dengan Kurt dan mulai menulis karya-karya teoretisnya sendiri. Di sini, dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik – konsep yang baginya jauh lebih penting ketimbang usaha-usaha teoretisnya.

Dia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya dia mengalami serangan jantung dan meninggal pada tanggal 8 Juni 1970.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

TEORI BURRHUSM FREDERIC SKINNER

Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas ibu rumah tangga. Asuhan-Nya telah tua dan bekerja keras.

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)

B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.

Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.

Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

BIOGRAFI BURRHUSM FREDERIC SKINNER

Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (operant conditioning). Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah. Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di kota Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat.  Ia menempuh pendidikan dalam bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College. Beberapa tahun kemudian, Skinner menempuh studi dalam bidang psikologi di Universitas Harvard. Pada tahun 1936, Ia mengajar di Universitas Minnesota, dan pada tahun 1948, ia mengajar di Universitas Harvard sampai akhir hayatnya. Salah satu buku terbaik dalam bidang psikologi yang ditulisnya adalah Walden II.

TEORI WILHELM MAXIMILIAN WUNDT

Wilhelm Maximilian Wundt (lahir 16 Agustus 1832 di Neckarau, Baden, Jerman, dari keluarga intelektual – meninggal 31 Agustus 1920 pada umur 88 tahun) adalah seorang dokter, psikolog, fisiolog, dan profesor, yang sekarang dikenal sebagai penemu psikologi modern. Ia dianggap sebagai "bapak psikologi eksperimental". Pada tahun 1879, ia mendirikan laboratorium formal pertama untuk riset psikologis di Universitas Leipzig, dan membuat jurnal riset psikologis pertama di tahun 1881. Ia menamatkan studi kesarjanaannya dan memperoleh gelar doktor di bidang kedokteran dan tertarik pada riset-riset fisiologis. Ia melakukan penelitian di bidang psikofisik bersama-sama dengan Johannes Mueller an Hermann von Helmholtz.

Wundt membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.

Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halnya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi. Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

Wundt memperoleh posisi sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute. Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam Perang Dunia 2.

Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses-proses ketidaksadaran / unconciousness (sebagai karakteristik dari soul). Metode eksperimen adalah jalan untuk membawa penelitian tentang mind dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar. Dengan kata lain, metode eksperimen adalah cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang obyektif dan empiris.

Dalam perkembangannya, Wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar (misalnya persepsi, emosi, dll). Namun di atas fenomena-fenomena mendasar ini masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu : bahasa, mitos, custom, budaya.

Pada tahap ini Wundt membatasi fungsi soul hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind. Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Principles of Physiological Psychology, dalam karyanya ini Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
 
Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind), fakta bahwa ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, serta karakteristik dari kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesakan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.

Studi Wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi : (a) Pleasant vs unpleasant. (b) High vs low arousal, (c) Concentrated vs relaxed attention. Teori ini dikenal sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial. Ide tentang abnormalitas kesadaran dari Wundt dibangun melalui diskusi-diskusi dengan para psikiater terkenal masa itu, Kretschmer dan Kraepelin. Ide Wundt tentang schizoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan kontrol dalam proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol.

BIOGRAFI WILHELM MAXIMILIAN WUNDT

Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

Pada tahun 1875 ia pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879 ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat & Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879 memang orang sudah mengenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), “Grund zuge der Physiologischen Psychologie” (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan “Physiologische Psychologie”.

TEORI SIGMUND FREUD

Teori Freud. Psikoanalisis hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan provinsi di bagian utara Kekaisaran Autro Hongaria dan sekarang adalah wilayah Republik Ceska.

Dalam buku Sejarah dan Sistem Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006, pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial. Sistem kerjanya
pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.

 Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Kecamasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1)     Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2)     Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat  sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3)     Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a.  represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b.  memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c.  pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.         proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.    penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.       rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
g.    sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.       regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.         introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.         konpensasi
k.       ritual dan penghapusan.

Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital.