Showing posts with label Humanistik. Show all posts
Showing posts with label Humanistik. Show all posts

BIOGRAFI ROLLO MAY

Rollo May (1909–1994) adalah seorang psikolog eksistensial Amerika yang dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik dan psikologi eksistensial. Ia terkenal karena pandangannya yang menekankan pada peran kecemasan, kebebasan, dan makna hidup dalam psikologi manusia. Melalui pendekatan ini, May berusaha membantu orang untuk menghadapi penderitaan, krisis eksistensial, dan menemukan makna dalam hidup.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Rollo May lahir pada 21 April 1909 di Ada, Ohio, Amerika Serikat. Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil, dengan masalah keluarga yang memengaruhi masa kecilnya. Pengalaman hidupnya yang sulit sejak kecil membuatnya terlibat dalam pencarian makna hidup dan pemahaman yang lebih dalam tentang penderitaan manusia.

May awalnya menempuh pendidikan di Michigan State University, tetapi kemudian pindah ke Oberlin College dan meraih gelar sarjana pada tahun 1930. Setelah lulus, ia pindah ke Wina, Austria, di mana ia belajar teologi dan berkenalan dengan tokoh psikologi eksistensial terkenal, Paul Tillich, yang memiliki pengaruh besar pada pandangan May tentang psikologi.

Karier dan Karya Utama

Setelah kembali ke Amerika Serikat, May memutuskan untuk fokus pada psikologi. Ia meraih gelar Ph.D. dalam psikologi klinis dari Universitas Columbia pada tahun 1949. Kariernya sebagai psikolog dan pengajar berkembang, dan ia mulai menerapkan prinsip-prinsip psikologi eksistensial dalam praktik dan penelitiannya.

Psikologi Eksistensial

May adalah salah satu dari sedikit psikolog di Amerika Serikat yang memperkenalkan psikologi eksistensial. Pandangan eksistensial dalam psikologi ini berasal dari filsafat eksistensialisme yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Jean-Paul Sartre, Søren Kierkegaard, dan Friedrich Nietzsche. Dalam psikologi, aliran ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk bebas yang harus menghadapi kecemasan, tanggung jawab, dan mencari makna hidup.

Rollo May percaya bahwa banyak masalah psikologis yang dihadapi manusia berasal dari ketidakmampuan mereka menghadapi kebebasan dan tanggung jawab yang menyertai kehidupan. Menurutnya, kecemasan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi adalah pengalaman alami yang penting untuk pertumbuhan pribadi dan untuk menemukan makna hidup.

Konsep Kecemasan dan Kebebasan

Dalam bukunya yang terkenal, "The Meaning of Anxiety", May membedakan dua jenis kecemasan:

  1. Kecemasan normal, yang membantu individu untuk berkembang dan menjadi lebih kuat, dan
  2. Kecemasan neurotik, yang menghambat pertumbuhan dan membuat seseorang merasa tidak berdaya.

May percaya bahwa kecemasan adalah hasil dari kesadaran kita akan kematian dan keterbatasan, dan juga dari kenyataan bahwa kita memiliki kebebasan untuk membuat pilihan hidup. Dia menekankan bahwa manusia harus menerima kebebasan tersebut dan menggunakannya untuk menemukan makna dalam hidup.

Konsep Kasih dan Cinta

Dalam bukunya "Love and Will", May mengeksplorasi konsep cinta dan kehendak sebagai elemen dasar dari pengalaman manusia. Ia membedakan beberapa jenis cinta, yaitu:

  1. Eros: cinta yang bersifat kreatif dan penuh gairah,
  2. Philia: cinta persahabatan dan kasih sayang,
  3. Agape: cinta tanpa pamrih atau cinta universal, dan
  4. Sex: yang berkaitan dengan hubungan fisik.

May berpendapat bahwa keseimbangan antara cinta dan kehendak diperlukan agar seseorang dapat menemukan kebahagiaan dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Karya-Karya Penting

Beberapa karya penting Rollo May yang memengaruhi psikologi humanistik dan eksistensial adalah:

  • "The Meaning of Anxiety" (1950): Buku ini membahas tentang kecemasan dan peran pentingnya dalam kehidupan manusia.
  • "Man’s Search for Himself" (1953): Buku ini menjelaskan pencarian makna hidup dan keberadaan manusia.
  • "Love and Will" (1969): Buku ini mengeksplorasi cinta, kehendak, dan pentingnya mengatasi ketakutan akan cinta.
  • "The Courage to Create" (1975): Di sini, May menekankan pentingnya keberanian untuk menjadi kreatif dan mengambil risiko untuk berkembang.

Pengaruh dan Warisan

Rollo May adalah salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik dan psikologi eksistensial di Amerika. Bersama Carl Rogers dan Abraham Maslow, May membantu mengembangkan psikologi humanistik, yang melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk tumbuh dan mencari makna hidup.

May banyak berkontribusi dalam terapi eksistensial, pendekatan terapeutik yang membantu individu menghadapi kecemasan eksistensial, tanggung jawab, kebebasan, dan keterbatasan hidup. Pendekatan ini menginspirasi banyak psikolog dan psikoterapis, serta menjadi dasar bagi berbagai bentuk terapi modern yang berfokus pada pencarian makna hidup, seperti logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl.

Akhir Hayat

Rollo May meninggal pada 22 Oktober 1994 di Tiburon, California, meninggalkan warisan yang kaya dalam bidang psikologi dan terapi. Karya-karyanya terus memberikan wawasan tentang kecemasan, cinta, kebebasan, dan makna hidup bagi mereka yang ingin memahami dan mengatasi tantangan eksistensial dalam kehidupan mereka.

BIOGRAFI CARL ROGERS

Carl Rogers (1902–1987) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal sebagai salah satu pendiri aliran psikologi humanistik. Ia mengembangkan pendekatan terapi yang disebut terapi berpusat pada klien (client-centered therapy) dan menekankan pentingnya pemahaman terhadap pengalaman subjektif dan pertumbuhan pribadi.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Carl Ransom Rogers lahir pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga Kristen Protestan yang ketat, dan nilai-nilai agama serta etika moral yang kuat sangat mempengaruhi kehidupan awalnya. Rogers awalnya belajar pertanian di University of Wisconsin, tetapi kemudian berpindah jurusan ke teologi.

Setelah menghadiri sebuah konferensi di China, Rogers mulai meragukan keyakinan agamanya dan memutuskan untuk beralih ke bidang psikologi. Ia memperoleh gelar master dan doktor dalam psikologi klinis dari Teachers College, Columbia University pada tahun 1928 dan 1931.

Karier dan Pengembangan Teori

Rogers bekerja sebagai psikolog anak di Rochester, New York, di mana ia mengembangkan minat dalam psikoterapi. Pada tahun 1940, ia menjadi profesor di Ohio State University, dan mulai merumuskan teorinya tentang terapi berpusat pada klien, yang ia perkenalkan dalam bukunya yang berjudul "Counseling and Psychotherapy" (1942).

Rogers menekankan bahwa individu memiliki kecenderungan bawaan untuk berkembang dan mencapai potensi mereka. Terapinya berfokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi, yang memungkinkan klien untuk mengeksplorasi perasaan mereka secara terbuka. Dalam terapi berpusat pada klien, terapis tidak mengarahkan proses terapi, melainkan berperan sebagai fasilitator yang mendengarkan secara empatik dan memberikan penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard).

Konsep-Konsep Kunci

Beberapa konsep kunci dalam teori Rogers meliputi:

  • Penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard): Menerima dan menghargai seseorang tanpa syarat, terlepas dari tindakan atau perasaan mereka.
  • Kongruensi: Kesesuaian antara pengalaman pribadi dan ekspresi eksternal. Terapis harus otentik dan jujur dalam interaksi mereka dengan klien.
  • Empati: Kemampuan untuk memahami perasaan dan pengalaman orang lain dengan sangat mendalam.

Rogers percaya bahwa dengan lingkungan yang tepat, orang akan cenderung bergerak menuju aktualisasi diri atau pengembangan potensi penuh mereka.


Pengaruh dan Penghargaan

Rogers adalah salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik, yang menekankan potensi pertumbuhan dan kreativitas manusia, serta pentingnya pengalaman subjektif. Pendekatannya sangat berpengaruh dalam bidang konseling, pendidikan, dan psikologi klinis.

Ia menerima banyak penghargaan selama kariernya, termasuk Distinguished Scientific Contribution Award dari American Psychological Association (APA). Pada tahun 1987, APA menempatkannya sebagai salah satu dari sepuluh psikolog yang paling berpengaruh di abad ke-20.

Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Rogers menikah dengan Helen Elliot pada tahun 1924, dan mereka memiliki dua anak. Ia adalah sosok yang dikenal lembut dan empatik, yang sangat mencerminkan nilai-nilai yang diajarkannya.

Carl Rogers meninggal pada 4 Februari 1987 di La Jolla, California, akibat serangan jantung setelah operasi patah tulang panggul. Warisan Rogers terus berlanjut, terutama dalam pendidikan, terapi, dan gerakan psikologi humanistik, yang mengutamakan keunikan setiap individu dan potensi mereka untuk berkembang.

BIOGRAFI ERICH FROMM

Erich Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt, Jerman. Ayahnya bekerja sbagai pengusaha dan, menurut Erich, kepribadiannya agak “angin-anginan”. Ibunya sering mengalami depresi. Dengan kata lain, masa kanak-kanak Erik tidaklah terlalu menyenangkan.

Seperti keluarga Jung, keluarga Erich Fromm adalah keluarga yang taat beragama, dalam hal ini agama Yahudi. Setelah dewasa, Erich menyatakan dirinya sebagai seorang mistikus yang atheis.

Dalam autobiografinya, Beyond the Chains of Illusions, Erich menceritakan dua peristiwa penting di masa remajanya yang kemudian menjadi titik tolak jalan hidupnya. Peristiwa pertama adalah perkenalannya dengan seorang kerabat keluarganya.

“Mungkin usia gadis itu 25 tahun, dia sangat cantik, menarik dan seorang pelukis, pelukis pertama yang saya kenal. Saya ingat saat itu dia sudah bertunangan, tapi beberapa waktu kemudian bubar; Saya ingat dia selalu menemani ayahnya yang menduda. Ayahnya sudah tua, tidak menarik dan agak pendiam (muingkin penilaian saya ini terlalu bias karena cemburu). Suatu hari, saya mendengar kabar yang sangat mengejutkan; ayahnya meninggal dan beberapa waktu kemudian dia bunuh diri dan meninggalkan secarik surat wasiat bahwa dia ingin dimakamkan di sisi ayahnya”.

Peristiwa kedua lebih dahsyat dari peristiwa pertama, yaitu Perang Dunia I. Saat itu, dia berusia 14 tahun dan dipaksa menyaksikan bagaimana kejamnya dampak nasionalisme. Di sekitarnya, yang terdengar hanyalah seruan, “Kita adalah yang terbesar” (Kita mewakili orang Jerman). Kebencian, “histeria perang”, menghantuinya, dan memang begitulah kenyataannya.

Erich, menemukan pencerahan atas kedua peristiwa itu dari tulisan-tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx.

Erich, menerima gelar Ph.D-nya dari Heidelberg tahun 1922, dan setelah itu berkarier sebagai psikoterapis. Dia pindah ke Amerika tahun 1934 –masa-masa ketika kabur dari Jerman menjadi sangat lumrah. Di Amerika, dia tinggal di New York dan di tempat inilah dia bertemu dengan pemikir-pemikir pelarian.

Menjelang akhir kariernya, dia pindah mengajar ke Mexico City. Selama di Mexico, dia melakukan berbagai penelitian tentang hubungan kelas-kelas ekonomi dnegan tipe-tipe kepribadian. Erich Fromm meninggal pada tahun 1980 di Swiss.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

TEORI ABRAHAM HAROLD MASLOW

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

BIOGRAFI ABRAHAM HAROLD MASLOW

Tokoh dengan nama lengkap Abraham Harold Maslow, lahir pada tanggal 1 Aprik 1908 di Brooklyn, New York, sebagai anak sulung dari tujuh orang bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut Yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia.

Karena sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru, kedua orangtuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Tidak heran jika semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan buku.

Demi menuruti keinginan orangtuanya, pertama-tama Maslow belajar hukum di City College of New York (CCNY). Setelah tiga semester belajar di sana, dia pindah ke Cornell lalu kembali ke CCNY. Dia menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dan pernikahan ini bertentangan dengan keinginan orangtuanya. Maslow dan Bertha dikaruniai dua orang puteri.

Dia dan Bertha kemudian pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke University of Wisconsin. Di sinilah ketertarikannya pada bidang psikologis mulai tumbuh, sehingga perjalanan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus, dia kembali ke New York untuk bekerja dengan E. L. Thorndike di Coolumbia dimana dia melakukan penelitian tentang seksualitas manusia.

Dia mulai mengajar full time di Brooklyn College. Dalam periode inilah dia bergaul dengan beberapa pemikir Eropa yang berimigrasi ke AS, khususnya ke Brooklyn, akibat perang yang berkecamuk di sana. Di antara pemikir tersebut adalah Adler, Fromm, Horney dan psikolog-psikolog Gestalt dan Freudian.

Tahun 1951, Maslow menjabat ketua departemen psikologi di Brandels selama 10 tahun. Di sinilah dia bertemu dengan Kurt dan mulai menulis karya-karya teoretisnya sendiri. Di sini, dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik – konsep yang baginya jauh lebih penting ketimbang usaha-usaha teoretisnya.

Dia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya dia mengalami serangan jantung dan meninggal pada tanggal 8 Juni 1970.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]