Showing posts with label Tematik. Show all posts
Showing posts with label Tematik. Show all posts

PENGANTAR PSIKOLOGI KONSUMEN

DEFINISI
“Interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka” (American Marketing Association)
“Studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.” (Mowen&Minor, 2001)

Tiga Hal Penting Dalam Perilaku Konsumen
1.       Perilaku konsumen adalah dinamis
       Masyarakat selalu berubah
       Satu strategi pengenalan produk yang sama tidak dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu
       Beda produk beda strategi
2.      Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian disekitar
Untuk mengenali konsumen, pahami apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan lingkungan dimana mereka berada.
3.      Adanya proses pertukaran.
Ujung dari pengenalan konsumen adalah adanya pertukaran nilai
Tahap Proses Pertukaran
       Tahap perolehan/akuisisi
Menganalisis faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap produk dan jasa
       Tahap konsumsi
Menganalisis bagaimana konsumen sebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui saat menggunakannya
       Tahap disposisi
Menganalisis perilaku konsumen setelah menggunakan produk atau jasa yang dipilih

Persyaratan Pertukaran
       Terdapat dua atau lebih pihak
       Setiap pihak harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya
       Setiap pihak harus mampu berkomunikasi dan berbicara
       Setiap pihak harus bebas menolak dan menerima tawaran pihak lainnya
   Setiap pihak harus percaya bahwa hubungan dengan pihak lain sudah sesuai atau memang diinginkan

Jenis Sumber Daya Yang Dipertukarkan
       Perasaan
Ekspresi rasa hormat yang penuh kasih, kehangatan, atau kenyamanan
       Status
Penilaian evaluatif yang mengarah pada gengsi tinggi atau rendah, rasa hormat, atau penghargaan
       Informasi
Saran, opini, atau instruksi
       Uang
Semua koin atau mata uang yang memiliki nilai tukar standar
       Barang
Semua produk atau obyek yang memiliki nilai tukar
       Jasa
Semua kinerja dari pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain


Alasan Mempelajari Psikologi Konsumen
       Membantu produsen untuk:
      Mendesain strategi pemasaran
      Segmentasi pasar
      Memposisikan dan diferensiasi produk
      Analisis lingkungan
      Studi riset pasar
       Memaikan peranan dalam menentukan kebijakan publik
       Menjadikan individu sebagai konsumen yang efektif
       Memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
       Memberi informasi tentang:
      Orientasi konsumen
      Fakta perilaku konsumsi manusia
      Teori sebagai pedoman proses pemikiran

Tiga Perspektif Perilaku Konsumen
       Perspektif pengambilan keputusan
Gambaran langkah konsumen saat sedang melakukan pembelian
       Perspektif pengalaman
Gambaran alasan mengapa konsumen memilih/tidak memilih produk tertentu
       Perspektif pengaruh perilaku
Kekuatan pengaruh lingkungan dalam “memaksa” konsumen melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan/kepercayaan terhadap produk 

KOMITMEN ORGANISASI

DEFINISI KOMITMEN
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Sedangkan Mathis dan Jackson (dalam Sopiah, 155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya).
Richard M. Steers (Sri Kuntjoro, 2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Steers berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan  tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan  tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.
Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugasnya. Mempersoalkan komitmen sama dengan mempersoalkan tanggung jawab, dengan demikian, ukuran komitmen seorang pimpinan yang dalam hal ini adalah kepala sekolah adalah terkait dengan pendelegasian wewenang (empowerment). Dalam konsep ini pimpinan dihadapkan pada komitmen untuk mempercayakan tugas dan tanggung jawab ke bawahan. Sebaliknya, bawahan perlu memiliki komitmen untuk meningkatkan kompetensi diri

KOMPONEN KOMITMEN
Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyakan ada tiga aspek komitmen antara lain :
1) Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to
2) Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to)
3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi(ought to).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN
Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008) menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara lain :
  • Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan
  • Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan sekerja; dan
  • Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya tentang organisasi.

Materi selengkapnya silakan download disini

FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN
Filsafat Ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.

Istilah lain dari filsafat ilmu :
      Theory of science (Teori ilmu/pengetahuan ilmiah)
      Metascience (adi-ilmu)
      Science of science (ilmu tentang ilmu)

The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.       Arti Luas : menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan ke luar dari kegiatan ilmu, seperti :
-          Implikasi ontologik-metafisik dari citra dunia ilmu yang bersifat ilmiah
-          Tata susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu
-          Konsekuensi pragmatic-etik penyelenggara ilmu, dsb.
2.       Arti Sempit : menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Filsuf pengamat sejarah John Losee menyimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi :
1.       Berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai atau berdasarkan teori-teori ilmiah yang penting
2.       Berusaha memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan.
3.       Sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teori dari ilmu
4.       Sebagai penetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
Sebagai pemikiran tingkat dua, filsafat ilmu melakukan analisis terhadap ilmu untuk menjawab pertanyaan berikut :
  1. Ciri-ciri apakah yang membedakan penyelidikan ilmiah dari ragam penyelidikan lainnya?
  2. Prosedur apa yang harus ditempuh para ilmuwan dalam menyelidiki alam ?
  3. Persyaratan apakah yang harus dipenuhi agar suatu penjelasan ilmiah betul ?
  4.       Apakah kedudukan kognitif dari dalil dan asas ilmiah ?
PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU
Secara ringkas, problem dalam filsafat ilmu adalah :
1. Problem-problem epistimologis tentang ilmu
2.  Problem-problem metafisis tentang ilmu
3.  Problem-problem metodologis tentang ilmu
4.  Problem-problem logis dalam ilmu
5.  Problem-problem etis tentang ilmu
6.  Problem-problem estetis dalam ilmu
  Materi selengkapnya silakan download disini

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KLINIS

Definisi Menurut American Psychological Association’s (APA) Clinical Section :
                Suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud memahami kapasitas perilaku dan karakteristik individu yang dilaksanakan melalui metode pengukuran, analisis, serta pemberian saran dan rekomendasi, agar individu mampu melakukan penyesuaian diri secara patut.

CIRI DAN SIFAT
·    Memiliki orientasi ilmiah-profesional. Yaitu, berupa penggunaan metode ilmu dan kaidah psikologi, dalam pemberian bantuan terhadap individu yang menderita masalah-masalah psikologis melalui intervensi dan evaluasi psikologis.
·    Menampilkan kompetensi psikolog, karena psikolog klinis terlatih dalam menggunakan petunjuk dan pengetahuan psikologi dalam kerja profesionalnya.
·    Menampilkan kompetensi klinikus/klinisi, karena berusaha memahami orang lain dalam kompleksitas alamiah dan transformasi adaptif secara terus menerus atau berkelanjutan.
·    Ilmiah, karena menggunakan metode ilmiah untuk mencapai presisi dan objektivitas dalam cara kerja profesionalnya dengan tetap melakukan validasi untuk setiap individu yang ditanganinya.
·    Profesional, karena lebih menyumbangkan pelayanan kemanusiaan yang penting bagi individual, kelompok sosial, dan komunitas untuk memecahkan masalah psikososial dan meningkatkan kualitas hidup.
ORIENTASI PSIKOLOGI KLINIS
a.  Titik Pandang Dasar Klinis
Tugas yang dihadapi psikolog klinis : Memahami masalah-masalah yang dihadapi pasien dan cara pasien menyelesaikan atau berusaha untuk menyelesaikan maslah-masalah itu. Jika cara penyelesaiannya tepat, disebut sebagai penyesuaian yang baik. Kalau tidak tepat, mengindikasikan adanya ketidaksesuaian, maladaptif, atau psikopatologi. Bagi Psikolog klinis, perbedaan antara normal dan abnormal hanya memiliki arti yang tidak signifikan.
b. Aspek-aspek Kepribadian
Tiga aspek yang umumnya perlu dipahami untuk tujuan teoritis studi klinis.
-          Motivasi
-          Kapasitas
-          Pengendalian / Kontrol

WUJUD PENGENDALIAN
·    Pengendalian berlebih, Overcontrol atau represi
·    Pengendalian lemah, Undercontrol atau overexpressiveness
·    Pengendalian tentative, Tentative control atau anxiety (Cemas)
·    Pengendalian terganggu, Inadequate
·    Pengendalian ideal, pengendalian yang melahirkan penyesuaian yang tepat

PERAN PSIKOLOGI KLINIS
1. Terapi dan modifikasi tingkah laku
2.    Asesmen
3.   Pengajaran dan Supervisi
4.   Konsultasi
  Materi Selengkapnya silakan download disini

DINAMIKA KELOMPOK PART 1

Pengertian Kelompok
1.       Berdasarkan Persepsi, Kelompok adalah satu unit  yang terdiri dari sejumlah orang  yang memiliki persepsi kolektif mengenai kesatuan mereka dan memiliki  kemampuan untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka. (Smith)
2.       Berdasarkan Motivasi, Kelompok adalah kumpulan individu yang dalam hubungannya dapat memuaskan kebutuhan satu dengan lainnya. (Cattell)
3.       Berdasarkan Tujuan, Kelompok adalah unit yang terdiri dua orang atau lebih dan berada   pada satu kelompok untuk satu tujuan. (Mills)
4.       Berdasarkan Organisasi, Kelompok adalah suatu sistem yg diorganisasikan pada 2 orang atau lebih  yang dihubungkan satu dengan lainnya, memiliki sekumpulan peran dan norma yang mengatur fungsi kelompok dan setiap anggotanya. (Mc. David & Harari)
5.       Berdasarkan Interdependensi, Kelompok adalah sekumpulan individu yg melakukan hubungan dengan orang lain yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkatan yang berarti. (Cartwright & Zender)
6.       Berdasarkan Interaksi, Kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi dengan sesama lainnya, dan proses interaksi membedakan bentuk kelompok-kelompok bersama dengan kelompok yang lainnya. (Boner)

Ciri-ciri Kelompok Sosial
·         Adanya Motif yg sama
·         Adanya sikap in-group dan out group
·         Adanya  solidaritas
·         Adanya struktur : fungsional dan hirarkis
·         Adanya Norma yg ideal tertulis atau tidak tertulis

Motivasi Masuk Kelompok
Bentuk-Bentuk Kelompok
1.       Kelompok Primer vs Kelompok Sekunder
Kelompok Primer : Mempunyai pola interaksi yg intensif, suatu perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas dan mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya. Contoh : Kelompok belajar, kelompok agama, keluarga
Kelompok Sekunder: Kelompok besar terdiri dari banyak orang, pola hubungan yg tak  langsung, interaksinya didasarkan pd pertimbangan yg obyektif dan rasional formal. Contoh :  Partai politik, serikat pekerja
2.       Kelompok Formal vs  Kelompok Informal
Kelompok Formal ; Kelompok yang mempunyai peraturan tertulis  dan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan  diantara anggotanya. Contoh  :  Organisasi  profesi
Kelompok Informal: Kelompok yang tidak berstatus resmi dan tidak didukung aturan tertulis.

3.       Membership Group vs Reference Group

Membership Group : Kelompok tempat /wadah seseorang secara fisik menjadi  anggota.     Reference Group : Kelompok tempat seseorang mengidentifikasikan diri, menyetujui norma-norma, tujuan dan sikap individu di dalamnya meskipun seseorang tersebut tidak menjadi anggota kelompok tersebut
4.       Gemeinschaft vs Gesellschaft
Gemeinschaft : Bentuk kehidupan bersama yang  anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat kekal dan alamiah. Contoh : Keluarga
Gesellschaft : Ikatan lahir yg bersifat pokok  untuk waktu jangka pendek, bersifat sebagai  sikap dalam pikiran dan strukturnya bersifat mekanis. Contoh : Organisasi pengusaha
5.       Beberapa Jenis Kelompok sebagai media pertolongan pekerjaan sosial, yaitu :
·         Social Conversation Group
·         Recreation Group
·         Educational Group
·         Self Help Group
·         Problem Solving and Decition  Making Group
·         Socialition Group
·         Therapeutic Group
·         Sensitivity Group, dll.
Materi Selengkapnya Silakan anda download disini

Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial

Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.


Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.

Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;

Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.

Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.

 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
2. Urutan kelahiran
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
4. Nama      
5 Daya tarik
6. Perilaku

Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak  populer pada nantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer. 

Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
 secara terbuka mereka diasingkan
- sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
- mempunyai masalah perilaku
-  sering memperlihatkan perilaku agresif
 mempunyai status negatif yang stabil
 sering bermasalah di sekolah

 Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
2. Perilaku anti sosial

Materi Selengkapnya Silahkan dowanload disini


Kompetensi Psikologi

Bertitik tolak dari landasan membangun dan mengembangkan kebiasaan produktif dalam budaya sebagai sarana  untuk memasuki kerja global, maka kebutuhan atas pandangan yang luas tentang perubahan, peluang dan tantangan yang dihadapi.

Dalam sepuluh atribut kritis yang dikemukakan diatas memberi daya dorong kepada anda untuk mendalami kompetensi teknis, proses dan kerjasama untuk mendukung kebiasaan produktif anda kedalam kemampuan anda mengelola secara efektif terhadap masalah-masalah seperti 1) menetapkan pilihan yang meyakinkan dan terinformasi tentang lingkungan kerja global ; 2) menerapkan pengetahuan tentang budaya dalam lingkungan bisnis global dengan tindak lanjut tindakan ; 3) memanfaatkan teknologi informasi ; 4) bekerja lebih efektif dengan tim ; 5) bekerja secara percaya diri dan kolaboratif ; 6) mendukung pembelajaran budaya mengenai diri sendiri dan orang lain ; 7) praktek lintas budaya dan manajemen jarak jauh ; 8) menglola proses bisnis melintasi jarak, waktu dan budaya ; 9) menyatukan alat dan teknik elektronika dan manusia ; 10) memfokuskan aktualisasi pengetahuan globalisasi regionalisasi.

Komptensi teknis :
Meningkatkan kemampuan mengelola hubungan tim dengan perangkat kelompok dengan membangun kebiasaan produktif dalam pemanfaatan sistem teknologi informasi (STI) sebagai perangkat kelompok global (mendalami konsep dasar, teknologi, aplikasi, pengembangan dan pengelolaan STI).

Dengan mendalami perangkat kelompok global tersebut berarti anda mampu membangun dan mengelola apa yang disebut dengan 1) komunikasi kelompok ; 2) memori kelompok ; 3) pendukung proses kelompok. Banyak fungsi tersebut kedalam aplikasi-aplikasi terpisah akan melebur ke dalam sistem operasi atau bahkan perangkat keras kedalam usaha untuk membangun „sistem informasi kelompok”.

Dengan penguasaan kompetensi teknis tersebut, anda akan mampu membangun pondasi kedalam organisasi jaringan yang layak dengan memanfaatkan teknologi sistem komputer dan teknologi sistem telekomunikasi dengan mengintergrasikan kedalam aplikasi sistem teknologi nformasi di fungsi-fungsi, aplikasi sistem teknologi informasi di level organisasi dan aplikasi eksternal kedalam sistem informasi stratejik dan sistem inter organisasi.


Penguasaan fasilitasi proses :
Kepimpinan adalah berkaitan dengan proses, oleh karena itu peran kepemimpin adalah juga guru sehingga ia harus memiliki kemampuan melaksanakan fasilitsi untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kemampuan itu, anda mampu menjadi pemimpin tim untuk mengelola arah persfktif, posisi masa depan dan kinerja dalam kerja global.
Dengan keteladanan itu, anda akan mampu memotivasi kedalam kerja kelompok tim sebagai keterampilan abad baru untuk membangun 1) kepribadian kedalam (sabar dan tekun, stabil dalam emosional, siap menghadapi kgagalan, berpikir terbuka, rasa humor, rendah hati dan kekuatan dalam brimajinasi) ; 2) berkaitan dengan pekerjaan (berpikir sistem, mampu mengambil keputusan, mampu mendesak batas-batas budaya, membentuk perilaku yang dihargai, membaca isyarat bisnis lintas budaya, mengadaptasi, memiliki kompetensi kedalam intergrasi teknis, informasi, organisasi dan manajemen) ; 3) intelektual kedalam (rasa ingin tahu, membangun dan membina hubungan pribadi, kepekaan terhadap nilai, bermotivasi dalam kerja lintas budaya, pengetahuan sejarah dan sosial).

Penguasaan kerjasama kelompok tim :
Kerjasama kelompok tim kedalam kerja global akan sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan kolaboratif yang mampu menanamkan pengaruh untuk membangun dan mengembangkan konektivitas manuia yang tidak dapat digantikan dengan hanya menerapkan sistem teknologi informasi.
Oleh karena itu, yang menjadi masalah bagaimana cara aplikasi teknologi memungkinkan tim memelihara kaitan manusia  dalam lingkungan kerja global dalam 1) mengatasi waktu ; 2) memelihara identitas tim ; 3) menciptakan landasan bersama di ruang cyberspace ; 4) bekerja tanpa kontek ; 5) pengambilan keoutusan jarak jauh ; 6) pembagian informasi.

Sejalan dengan hal-hal diatas, harus mampu membangun dan mengembangkan pembinaan tim kerja global dengan langkah tindakan apa yang disebut dengan 1) orientasi ; 2) membina rasa saling percaya ; 3) klarifikasi tujuan / peran ; 4) komitmen ; 5) implementasi ; 6) meningkatkan kinerja tinggi ; 7) kesiapan mengadaptasi perubahan.

Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka diperlukan kejelasan rumusan pedoman praktis untuk tim kerja global kedalam apa yang disebut dengan 1) ciptakan dukungan komunikasi ; 2) gunakan pedoman multibudaya ; 3) membangun saling percaya ; 4) merancang ulang proses-prose kerja untuk lingkungan kerja global ; 5) mengelola berdasarkan tolak ukur ; 6) manfaatkan teknologi dalam mengembangkan kreatifitas dan inovasi ; 7) menguasai dalam pelaksanaan manajemen lintas budaya ; 8) ciptakan berbasiskan analisis strategis kedalam pemikiran adaptasi kedalam pola pikir yang menekankan menghindari masalah daripada memecahkan masalah.

Download Materi Kompetensi
1. Pengantar Kompetensi
2.  Assessment Center
3. Kompetensi 1
4. Lompetensi 2
5. Manfaat dan Aplikasi Model Kompetensi