Showing posts with label Biografi. Show all posts
Showing posts with label Biografi. Show all posts

BIOGRAFI ROLLO MAY

Rollo May (1909–1994) adalah seorang psikolog eksistensial Amerika yang dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik dan psikologi eksistensial. Ia terkenal karena pandangannya yang menekankan pada peran kecemasan, kebebasan, dan makna hidup dalam psikologi manusia. Melalui pendekatan ini, May berusaha membantu orang untuk menghadapi penderitaan, krisis eksistensial, dan menemukan makna dalam hidup.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Rollo May lahir pada 21 April 1909 di Ada, Ohio, Amerika Serikat. Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil, dengan masalah keluarga yang memengaruhi masa kecilnya. Pengalaman hidupnya yang sulit sejak kecil membuatnya terlibat dalam pencarian makna hidup dan pemahaman yang lebih dalam tentang penderitaan manusia.

May awalnya menempuh pendidikan di Michigan State University, tetapi kemudian pindah ke Oberlin College dan meraih gelar sarjana pada tahun 1930. Setelah lulus, ia pindah ke Wina, Austria, di mana ia belajar teologi dan berkenalan dengan tokoh psikologi eksistensial terkenal, Paul Tillich, yang memiliki pengaruh besar pada pandangan May tentang psikologi.

Karier dan Karya Utama

Setelah kembali ke Amerika Serikat, May memutuskan untuk fokus pada psikologi. Ia meraih gelar Ph.D. dalam psikologi klinis dari Universitas Columbia pada tahun 1949. Kariernya sebagai psikolog dan pengajar berkembang, dan ia mulai menerapkan prinsip-prinsip psikologi eksistensial dalam praktik dan penelitiannya.

Psikologi Eksistensial

May adalah salah satu dari sedikit psikolog di Amerika Serikat yang memperkenalkan psikologi eksistensial. Pandangan eksistensial dalam psikologi ini berasal dari filsafat eksistensialisme yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Jean-Paul Sartre, Søren Kierkegaard, dan Friedrich Nietzsche. Dalam psikologi, aliran ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk bebas yang harus menghadapi kecemasan, tanggung jawab, dan mencari makna hidup.

Rollo May percaya bahwa banyak masalah psikologis yang dihadapi manusia berasal dari ketidakmampuan mereka menghadapi kebebasan dan tanggung jawab yang menyertai kehidupan. Menurutnya, kecemasan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi adalah pengalaman alami yang penting untuk pertumbuhan pribadi dan untuk menemukan makna hidup.

Konsep Kecemasan dan Kebebasan

Dalam bukunya yang terkenal, "The Meaning of Anxiety", May membedakan dua jenis kecemasan:

  1. Kecemasan normal, yang membantu individu untuk berkembang dan menjadi lebih kuat, dan
  2. Kecemasan neurotik, yang menghambat pertumbuhan dan membuat seseorang merasa tidak berdaya.

May percaya bahwa kecemasan adalah hasil dari kesadaran kita akan kematian dan keterbatasan, dan juga dari kenyataan bahwa kita memiliki kebebasan untuk membuat pilihan hidup. Dia menekankan bahwa manusia harus menerima kebebasan tersebut dan menggunakannya untuk menemukan makna dalam hidup.

Konsep Kasih dan Cinta

Dalam bukunya "Love and Will", May mengeksplorasi konsep cinta dan kehendak sebagai elemen dasar dari pengalaman manusia. Ia membedakan beberapa jenis cinta, yaitu:

  1. Eros: cinta yang bersifat kreatif dan penuh gairah,
  2. Philia: cinta persahabatan dan kasih sayang,
  3. Agape: cinta tanpa pamrih atau cinta universal, dan
  4. Sex: yang berkaitan dengan hubungan fisik.

May berpendapat bahwa keseimbangan antara cinta dan kehendak diperlukan agar seseorang dapat menemukan kebahagiaan dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Karya-Karya Penting

Beberapa karya penting Rollo May yang memengaruhi psikologi humanistik dan eksistensial adalah:

  • "The Meaning of Anxiety" (1950): Buku ini membahas tentang kecemasan dan peran pentingnya dalam kehidupan manusia.
  • "Man’s Search for Himself" (1953): Buku ini menjelaskan pencarian makna hidup dan keberadaan manusia.
  • "Love and Will" (1969): Buku ini mengeksplorasi cinta, kehendak, dan pentingnya mengatasi ketakutan akan cinta.
  • "The Courage to Create" (1975): Di sini, May menekankan pentingnya keberanian untuk menjadi kreatif dan mengambil risiko untuk berkembang.

Pengaruh dan Warisan

Rollo May adalah salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik dan psikologi eksistensial di Amerika. Bersama Carl Rogers dan Abraham Maslow, May membantu mengembangkan psikologi humanistik, yang melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk tumbuh dan mencari makna hidup.

May banyak berkontribusi dalam terapi eksistensial, pendekatan terapeutik yang membantu individu menghadapi kecemasan eksistensial, tanggung jawab, kebebasan, dan keterbatasan hidup. Pendekatan ini menginspirasi banyak psikolog dan psikoterapis, serta menjadi dasar bagi berbagai bentuk terapi modern yang berfokus pada pencarian makna hidup, seperti logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl.

Akhir Hayat

Rollo May meninggal pada 22 Oktober 1994 di Tiburon, California, meninggalkan warisan yang kaya dalam bidang psikologi dan terapi. Karya-karyanya terus memberikan wawasan tentang kecemasan, cinta, kebebasan, dan makna hidup bagi mereka yang ingin memahami dan mengatasi tantangan eksistensial dalam kehidupan mereka.

BIOGRAFI NOAM CHOMSKY

Noam Chomsky (lahir 7 Desember 1928) adalah seorang linguistikawan, filsuf, penulis, dan kritikus sosial yang sering disebut sebagai "Bapak Linguistik Modern." Ia terkenal karena teori gramatika transformasional-generatif, yang mengubah cara kita memahami bahasa dan pemikiran manusia. Selain di bidang linguistik, Chomsky juga dikenal karena pandangan politiknya yang kritis terhadap pemerintahan dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Noam Chomsky lahir di Philadelphia, Pennsylvania, dari keluarga Yahudi Ashkenazi yang berpendidikan tinggi. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat besar pada filsafat, bahasa, dan politik. Ia menempuh pendidikan di Universitas Pennsylvania, di mana ia belajar di bawah pengaruh beberapa tokoh besar seperti Zellig Harris, seorang ahli linguistik terkenal yang memperkenalkan Chomsky pada analisis struktural bahasa.

Chomsky meraih gelar Ph.D. dalam linguistik pada tahun 1955, dengan disertasi berjudul "The Logical Structure of Linguistic Theory," yang menjadi dasar bagi kontribusinya dalam teori bahasa. Selama menempuh studi, ia mulai mengembangkan ide-ide awal tentang struktur mendasar bahasa manusia.

Karier dan Teori Linguistik

Chomsky menjadi profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1955 dan memulai penelitiannya yang mengubah pandangan tentang linguistik. Di sinilah ia memperkenalkan konsep gramatika transformasional-generatif, yang didasarkan pada ide bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk memahami dan menghasilkan bahasa. Pandangan ini bertolak belakang dengan teori behaviorisme yang dominan pada saat itu, yang menganggap bahasa dipelajari sepenuhnya melalui interaksi lingkungan.

Gramatika Transformasional-Generatif

Konsep gramatika transformasional-generatif menekankan bahwa semua bahasa manusia memiliki struktur dasar yang sama dan bahwa setiap orang dilahirkan dengan "perangkat bahasa universal" di otak. Menurut Chomsky, manusia tidak mempelajari bahasa secara mekanis, tetapi memiliki kemampuan bawaan untuk memahami aturan bahasa yang rumit sejak lahir. Beberapa ide utama dari teori ini adalah:

  1. Universal Grammar (Tata Bahasa Universal): Setiap manusia lahir dengan kemampuan bawaan untuk mempelajari bahasa, yang disebut sebagai "tata bahasa universal." Tata bahasa ini menjelaskan mengapa anak-anak dapat mempelajari bahasa dengan cepat dan menguasai aturan-aturan bahasa yang kompleks.

  2. Competence and Performance: Chomsky membedakan antara "kompetensi" (pengetahuan bawaan tentang bahasa) dan "performansi" (penggunaan bahasa dalam konteks nyata).

  3. Kalimat dan Struktur Mendalam: Teori Chomsky menjelaskan bahwa suatu kalimat memiliki "struktur mendalam" dan "struktur permukaan." Struktur mendalam berkaitan dengan arti dari kalimat, sementara struktur permukaan berkaitan dengan cara kalimat itu diungkapkan.

Teori Chomsky ini memberikan kontribusi besar dalam memahami kognisi, linguistik, dan ilmu saraf, serta memicu debat besar dalam psikologi, linguistik, dan filsafat.

Aktivisme Politik

Selain kontribusi ilmiahnya, Chomsky juga dikenal sebagai aktivis politik. Ia adalah seorang kritikus lantang terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Chomsky sangat kritis terhadap intervensi militer, kebijakan ekonomi, dan kapitalisme, yang menurutnya seringkali menyebabkan penderitaan di negara-negara berkembang. Buku "Manufacturing Consent" yang ia tulis bersama Edward S. Herman mengeksplorasi bagaimana media massa digunakan untuk membentuk opini publik dan mendukung kepentingan elit kekuasaan.

Selama bertahun-tahun, Chomsky menulis banyak artikel, buku, dan mengadakan kuliah untuk mengkritik kapitalisme, perang, dan kebijakan imperialistik. Beberapa pandangan utamanya mencakup:

  1. Kritik Terhadap Media dan Propaganda: Chomsky menganggap media massa sering kali tidak netral dan bertindak untuk kepentingan elit korporat dan politik. Ia mengembangkan "model propaganda," yang menunjukkan bagaimana media membingkai berita untuk mempertahankan status quo.

  2. Pandangan Anarkis-Sosialis: Chomsky sering menyatakan simpati pada ide-ide anarkis dan sosialis. Ia berpendapat bahwa kekuasaan perlu dikendalikan dan dipertanyakan, dan bahwa masyarakat harus diorganisir sedemikian rupa untuk memaksimalkan kebebasan individu dan kesejahteraan sosial.

  3. Kritik Kebijakan Luar Negeri Amerika: Chomsky sangat kritis terhadap intervensi militer AS di negara lain, terutama di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Ia menyoroti bagaimana intervensi-intervensi ini sering merugikan rakyat setempat dan hanya menguntungkan korporasi multinasional dan kepentingan politik tertentu.

Pengaruh dan Warisan

Pengaruh Chomsky sangat luas di banyak bidang: linguistik, psikologi, filsafat, ilmu politik, dan aktivisme sosial. Dalam bidang linguistik, teori gramatika universal Chomsky masih menjadi landasan utama dalam penelitian bahasa hingga saat ini, meskipun ada perdebatan dari berbagai aliran seperti psikologi kognitif dan neurosains.

Sebagai seorang kritikus sosial, pandangan Chomsky menginspirasi aktivis di seluruh dunia untuk mempertanyakan sistem kekuasaan, media, dan kapitalisme. Meskipun ia sering menuai kontroversi, Chomsky tetap menjadi tokoh berpengaruh yang dihormati di kalangan akademik dan sosial.

Kehidupan Pribadi

Chomsky menikah dengan Carol Doris Schatz pada tahun 1949, dan mereka memiliki tiga anak. Istrinya meninggal pada tahun 2008, dan Chomsky kemudian menikah lagi dengan Valeria Wasserman pada tahun 2014. Hingga saat ini, ia masih aktif menulis, mengajar, dan memberikan kuliah.

Karya-Karya Penting

Beberapa karya penting Noam Chomsky meliputi:

  • "Syntactic Structures" (1957): Buku ini memperkenalkan teori gramatika transformasional-generatif.
  • "Aspects of the Theory of Syntax" (1965): Buku ini menguraikan lebih lanjut tentang teori linguistiknya.
  • "Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media" (1988, bersama Edward S. Herman): Buku ini mengeksplorasi bagaimana media massa membentuk opini publik.
  • "Hegemony or Survival" (2003): Buku ini adalah kritik mendalam terhadap kebijakan luar negeri Amerika.

Kesimpulan

Noam Chomsky adalah seorang tokoh serba bisa yang meninggalkan jejak mendalam di berbagai bidang. Kontribusinya dalam linguistik membentuk dasar ilmu tersebut, sementara pemikirannya tentang politik, media, dan masyarakat menginspirasi banyak orang untuk mempertanyakan kekuasaan dan status quo. Chomsky tetap menjadi salah satu intelektual paling berpengaruh dan berpengaruh sepanjang masa.

BIOGRAFI JOHN BROADUS WATSON

John Broadus Watson (1878–1958) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme, yang berfokus pada studi tentang perilaku yang dapat diamati secara objektif, daripada proses mental atau pengalaman subjektif. Ia memainkan peran penting dalam menggeser fokus psikologi dari introspeksi dan studi tentang pikiran, ke pendekatan yang lebih ilmiah dan objektif.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

John B. Watson lahir pada 9 Januari 1878 di Traveler's Rest, South Carolina, Amerika Serikat. Masa kecilnya tidak mudah, karena keluarganya mengalami kesulitan ekonomi, dan ayahnya meninggalkan keluarga ketika Watson berusia 13 tahun. Meski mengalami berbagai kesulitan, Watson menunjukkan kecerdasan yang tinggi, dan pada usia 16 tahun, ia masuk ke Furman University, di mana ia meraih gelar sarjana dan master.

Watson melanjutkan pendidikannya di University of Chicago, di mana ia meraih gelar Ph.D. dalam psikologi pada tahun 1903. Di sana, ia mulai mengembangkan minat dalam bidang psikologi perilaku dan fisiologi hewan.

Karier dan Kontribusi

Setelah mendapatkan gelar doktornya, Watson mengajar di Johns Hopkins University dan menjadi salah satu tokoh paling menonjol dalam psikologi Amerika. Pada tahun 1913, Watson menerbitkan artikel berjudul "Psychology as the Behaviorist Views It," yang dikenal sebagai "Manifesto Behaviorisme." Dalam artikel ini, ia menyerukan agar psikologi menjadi ilmu yang lebih objektif, dengan berfokus pada perilaku yang dapat diukur alih-alih pengalaman subjektif.

Eksperimen "Little Albert"

Salah satu eksperimen Watson yang paling terkenal adalah percobaan dengan "Little Albert" pada tahun 1920. Dalam studi ini, Watson dan asistennya, Rosalie Rayner, mencoba menanamkan rasa takut terhadap objek tertentu pada seorang bayi bernama Albert dengan cara mengasosiasikan suara keras yang menakutkan dengan kehadiran objek yang awalnya netral, seperti tikus putih. Hasilnya, Albert menunjukkan rasa takut terhadap tikus putih dan juga benda lain yang serupa, menunjukkan bahwa emosi dapat dikondisikan melalui asosiasi. Meskipun eksperimen ini sangat kontroversial dari sudut pandang etika, itu menunjukkan bahwa perilaku dan respons emosional dapat dibentuk oleh lingkungan.

Behaviorisme sebagai Aliran Utama

Watson menekankan bahwa lingkungan dan pengalaman memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan perilaku. Ia percaya bahwa dengan mengontrol lingkungan seseorang, psikolog dapat membentuk perilaku individu, terlepas dari sifat bawaan atau faktor genetik. Pendekatan ini berbeda dengan teori yang lebih tradisional, seperti psikoanalisis Freud, yang berfokus pada pikiran bawah sadar dan pengalaman masa kecil.

Kehidupan Pribadi dan Kontroversi

Watson menghadapi masalah dalam kariernya ketika skandal pribadi terkait hubungan asmaranya dengan asistennya, Rosalie Rayner, menyebabkan pemecatannya dari Johns Hopkins University pada tahun 1920. Setelah keluar dari akademisi, Watson beralih ke dunia periklanan, di mana ia menerapkan prinsip-prinsip behaviorisme untuk memengaruhi perilaku konsumen. Ia menjadi sangat sukses dalam karier baru ini, menggunakan teknik pengkondisian untuk membentuk kebiasaan membeli dan membangun merek.

Watson dan Rayner kemudian menikah dan memiliki dua anak. Namun, kehidupan pribadinya juga mengalami kesulitan; beberapa anaknya menderita masalah psikologis, yang beberapa orang kaitkan dengan metode pengasuhan Watson yang sangat terstruktur dan kaku.

Pengaruh dan Warisan

John B. Watson dikenal sebagai salah satu psikolog yang paling berpengaruh dalam perkembangan behaviorisme sebagai aliran utama dalam psikologi. Ia mengubah pendekatan psikologi menjadi lebih ilmiah dan berfokus pada pengamatan dan pengukuran perilaku, menginspirasi generasi berikutnya untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu yang lebih objektif.

Behaviorisme kemudian berkembang lebih lanjut dengan kontribusi dari psikolog lain, seperti B.F. Skinner, yang memperluas teori Watson dengan konsep penguatan dan hukuman. Meskipun behaviorisme akhirnya dikritik karena terlalu mengabaikan aspek kognitif dari perilaku manusia, kontribusi Watson tetap menjadi dasar yang penting dalam psikologi pendidikan, terapi perilaku, dan penelitian ilmiah tentang perilaku manusia dan hewan.

Akhir Hayat

Setelah pensiun dari kariernya di bidang periklanan, Watson hidup dengan tenang di sebuah peternakan di Connecticut. Ia jarang muncul di hadapan publik dan menghindari kehidupan akademik. John B. Watson meninggal pada 25 September 1958 karena komplikasi penyakit jantung.

Kesimpulan

John B. Watson meninggalkan warisan yang signifikan dalam psikologi dengan mengarahkan disiplin tersebut ke arah yang lebih ilmiah dan berbasis perilaku. Pendekatannya terhadap pembelajaran, pengkondisian, dan pengaruh lingkungan masih relevan dalam berbagai aplikasi modern, meskipun psikologi telah berkembang jauh melampaui behaviorisme klasik yang dipeloporinya.

BIOGRAFI KURT LEWIN

Kurt Lewin (1890–1947) adalah seorang psikolog Jerman-Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam perkembangan psikologi sosial. Ia juga dikenal sebagai pelopor dalam teori perubahan organisasi dan dinamika kelompok. Lewin memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara kita memahami perilaku individu dalam konteks sosial dan lingkungan.

Kehidupan Awal dan Pendidikan
Karier dan Penelitian
Kontribusi dalam Psikologi

  • Unfreezing: Melemahkan kebiasaan atau struktur lama.
  • Changing: Memperkenalkan perubahan baru.
  • Refreezing: Menstabilkan perubahan tersebut sebagai bagian dari rutinitas baru. Model ini sangat berpengaruh dalam manajemen perubahan dan terus digunakan dalam studi organisasi dan kepemimpinan.
Pengaruh dan Warisan
Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Kurt Lewin lahir pada 9 September 1890 di Mogilno, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Jerman (sekarang Polandia). Ia tumbuh di sebuah keluarga Yahudi dan menunjukkan ketertarikan pada sains dan filsafat sejak usia dini.

Lewin mulai kuliah di Universitas Freiburg, di mana ia mempelajari kedokteran. Ia kemudian pindah ke Universitas Munich untuk belajar biologi. Ketika Perang Dunia I pecah, Lewin terlibat dalam tugas militer sebagai prajurit infanteri Jerman. Setelah perang, ia melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat dari Universitas Berlin pada tahun 1916, dengan minat utama pada psikologi.

Setelah menyelesaikan studinya, Lewin mulai bekerja di Institut Psikologi di Universitas Berlin, di mana ia menjadi bagian dari gerakan psikologi Gestalt, yang berfokus pada persepsi keseluruhan dan bagaimana manusia memproses pengalaman mereka. Lewin mengambil pendekatan yang berbeda dengan menghubungkan prinsip-prinsip Gestalt dengan perilaku manusia dalam konteks sosial.

Pada tahun 1933, setelah Partai Nazi berkuasa di Jerman, Lewin, yang merupakan seorang Yahudi, meninggalkan Jerman dan pindah ke Amerika Serikat. Di sana, ia mulai bekerja di beberapa universitas ternama, termasuk Cornell University dan University of Iowa, dan akhirnya menetap di Massachusetts Institute of Technology (MIT), di mana ia mendirikan Research Center for Group Dynamics.

  1. Teori Medan (Field Theory): Lewin mengembangkan teori medan, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Teori ini disingkat dengan rumus B = f(P, E), di mana B adalah perilaku, P adalah karakteristik individu, dan E adalah lingkungan. Lewin berpendapat bahwa untuk memahami perilaku seseorang, perlu diperhitungkan berbagai faktor yang membentuk "medan psikologis" orang tersebut.

  2. Dinamika Kelompok: Lewin memainkan peran penting dalam membentuk teori dan praktek dinamika kelompok. Ia tertarik dengan cara kelompok mempengaruhi perilaku individu dan bagaimana kelompok dapat menjadi agen perubahan. Lewin memperkenalkan konsep-konsep seperti pengaruh sosial, peran pemimpin, dan norma kelompok.

  3. Teori Perubahan Lewin: Lewin merumuskan model perubahan organisasi tiga tahap yang terdiri dari:

  4. Penelitian tentang Prejudice dan Diskriminasi: Lewin juga terlibat dalam penelitian tentang praduga dan diskriminasi, terutama selama Perang Dunia II, di mana ia membantu dalam program-program pelatihan untuk mempromosikan toleransi rasial.

Kurt Lewin dianggap sebagai Bapak Psikologi Sosial Modern. Kontribusinya dalam bidang dinamika kelompok, teori medan, dan perubahan organisasi telah membentuk berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, manajemen, dan pendidikan.

Lewin juga meletakkan dasar bagi psikologi terapan, di mana penelitiannya digunakan untuk memecahkan masalah sosial, mengelola konflik, dan mengimplementasikan perubahan dalam berbagai konteks organisasi. Research Center for Group Dynamics yang ia dirikan di MIT menjadi pusat penting untuk penelitian dan aplikasi dalam dinamika kelompok.

Kurt Lewin menikah dua kali, pertama dengan Maria Landsberg, yang dengannya ia memiliki dua anak, dan kemudian dengan Gertrud Weiss, dengan siapa ia memiliki satu anak. Lewin meninggal pada 12 Februari 1947 di Newtonville, Massachusetts, akibat serangan jantung.

Kurt Lewin tetap dikenang sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam psikologi abad ke-20, yang memperluas wawasan tentang bagaimana konteks sosial mempengaruhi perilaku manusia dan bagaimana perubahan dapat dikelola secara efektif dalam kelompok dan organisasi.

BIOGRAFI DAVID BUSS

David M. Buss (lahir 1953) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal sebagai salah satu pendiri utama dalam bidang psikologi evolusioner. Penelitiannya terutama berfokus pada strategi perkawinan, daya tarik, seksualitas, dan dinamika sosial yang dipengaruhi oleh seleksi alam dan seleksi seksual.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

David Buss lahir pada 14 April 1953. Ia menempuh pendidikan sarjana di University of Texas di Austin, di mana ia memperoleh gelar B.A. dalam psikologi pada tahun 1976. Ia kemudian melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar Ph.D. di University of California, Berkeley pada tahun 1981, dengan spesialisasi dalam psikologi kepribadian dan sosial.

Karier dan Penelitian

Setelah menyelesaikan studinya, Buss mengajar di berbagai universitas, termasuk Harvard University, University of Michigan, dan akhirnya kembali ke University of Texas di Austin, di mana ia menjadi profesor psikologi. Sepanjang karier akademiknya, ia berfokus pada penerapan teori evolusi dalam memahami perilaku manusia, terutama terkait dengan hubungan antarjenis kelamin, daya tarik fisik, dan motivasi seksual.

Penelitian Buss mendalami berbagai topik, seperti:

  • Preferensi pasangan: Ia menemukan bahwa pria dan wanita memiliki preferensi yang berbeda terkait karakteristik pasangan yang diinginkan, seperti usia, penampilan fisik, sumber daya ekonomi, dan kesetiaan.
  • Cemburu seksual dan emosional: Buss menemukan bahwa ada perbedaan dalam bagaimana pria dan wanita merespons ancaman terhadap hubungan mereka, dengan pria lebih cenderung cemburu secara seksual dan wanita lebih cenderung cemburu secara emosional.
  • Strategi reproduksi dan daya tarik: Ia mengeksplorasi bagaimana strategi reproduksi manusia dapat bervariasi tergantung pada lingkungan, konteks sosial, dan tujuan individu, seperti hubungan jangka pendek versus jangka panjang.

Buku dan Publikasi

David Buss adalah penulis beberapa buku terkenal, seperti:

  • "The Evolution of Desire: Strategies of Human Mating" (1994): Buku ini membahas strategi kawin manusia dan preferensi pasangan dari perspektif evolusioner.
  • "The Murderer Next Door: Why the Mind Is Designed to Kill" (2005): Buku ini mengeksplorasi kecenderungan agresi dan pembunuhan dalam konteks seleksi alam.
  • "Evolutionary Psychology: The New Science of the Mind": Sebuah buku teks yang sering digunakan untuk mengajarkan psikologi evolusioner di berbagai universitas.

Pengaruh dan Warisan

David Buss adalah salah satu tokoh utama yang mempopulerkan psikologi evolusioner, sebuah bidang yang berusaha menjelaskan bagaimana proses evolusi membentuk pikiran dan perilaku manusia. Teori Buss tentang strategi reproduksi dan perilaku sosial telah memberikan wawasan baru tentang mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dalam hal hubungan, seks, dan interaksi sosial.

Penelitiannya tidak hanya berdampak pada psikologi tetapi juga pada bidang antropologi, biologi, dan sosiologi, di mana perspektif evolusioner digunakan untuk memahami perilaku manusia secara lebih mendalam.

Kehidupan Pribadi

Buss tetap aktif dalam penelitian dan mengajar, dan ia terus meneliti topik-topik terkait perilaku manusia dan strategi perkawinan dari sudut pandang evolusi.

Buss adalah sosok penting yang telah membentuk pemahaman modern tentang bagaimana proses evolusi memengaruhi perilaku manusia, terutama dalam konteks hubungan antarjenis kelamin, motivasi seksual, dan strategi sosial.

BIOGRAFI ROGER WALCOTT SPERRY

Roger Wolcott Sperry (1913–1994) adalah seorang ahli saraf dan psikolog asal Amerika yang terkenal karena penelitiannya tentang otak belahan kiri dan kanan. Ia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1981 untuk karyanya mengenai fungsi otak yang terpisah pada belahan kiri dan kanan, yang dikenal sebagai penelitian tentang "otak terbelah" (split-brain).

Kehidupan Awal dan Pendidikan
Penelitian dan Karier
Penemuan Utama
  • Belahan kiri umumnya bertanggung jawab untuk bahasa, logika, dan analisis matematis.
  • Belahan kanan lebih berhubungan dengan kreativitas, persepsi spasial, dan pengenalan pola.
Penghargaan dan Pengaruh
Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Roger Sperry lahir pada 20 Agustus 1913 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Setelah ayahnya meninggal ketika Sperry masih kecil, keluarganya pindah ke West Hartford, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Sperry menempuh pendidikan di Oberlin College, Ohio, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam sastra Inggris pada tahun 1935 dan gelar master dalam psikologi pada tahun 1937.

Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di bidang zoologi di University of Chicago, di mana ia bekerja dengan ahli biologi terkenal, Paul Weiss. Setelah menyelesaikan gelar Ph.D. pada tahun 1941, Sperry melanjutkan penelitiannya di National Institutes of Health dan di Yerkes Laboratories of Primate Biology.

Penelitian awal Sperry fokus pada neurobiologi dan perkembangan sistem saraf. Ia tertarik dengan pertanyaan tentang bagaimana saraf dan otak terhubung untuk menghasilkan perilaku dan kesadaran. Dalam percobaannya pada hewan, Sperry menunjukkan bahwa saraf dapat "tumbuh kembali" ke lokasi yang tepat setelah kerusakan, yang bertentangan dengan teori sebelumnya tentang fungsi saraf yang bersifat acak.

Namun, penelitian tentang "otak terbelah" yang membuatnya terkenal. Pada tahun 1960-an, Sperry dan rekan-rekannya melakukan eksperimen pada pasien epilepsi yang telah menjalani operasi callosotomy—pemotongan korpus kalosum (jembatan serat saraf yang menghubungkan belahan otak kiri dan kanan) untuk mengurangi kejang. Dengan memisahkan kedua belahan otak ini, Sperry dapat mempelajari bagaimana masing-masing belahan otak bekerja secara terpisah.

Melalui percobaan dengan pasien "otak terbelah", Sperry menemukan bahwa belahan kiri dan kanan otak memiliki fungsi yang berbeda:

Penemuan ini menunjukkan bahwa otak tidak berfungsi sebagai satu kesatuan yang sempurna, tetapi memiliki spesialisasi tugas yang berbeda di setiap belahan. Temuan Sperry tentang lateralitas otak ini mengubah pemahaman tentang bagaimana otak memproses informasi dan memiliki dampak besar pada bidang neuropsikologi, pendidikan, dan ilmu saraf.

Roger Sperry menerima berbagai penghargaan untuk kontribusinya dalam ilmu saraf, termasuk Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1981, yang ia bagi dengan dua peneliti lainnya, David H. Hubel dan Torsten Wiesel, yang bekerja di bidang neurobiologi visual.

Penelitiannya memiliki implikasi besar tidak hanya dalam ilmu saraf, tetapi juga dalam psikologi dan pendidikan, karena membantu memahami bahwa orang mungkin memiliki kecenderungan untuk menggunakan satu belahan otak lebih dominan daripada yang lain, yang mempengaruhi cara mereka belajar dan berpikir.

Roger Sperry menikah dengan Norma Gay Deupree pada tahun 1949, dan mereka memiliki dua anak. Di luar penelitiannya, ia dikenal sebagai seseorang yang memiliki minat dalam isu-isu filosofis dan etika, khususnya terkait dengan kesadaran dan hubungan antara pikiran dan tubuh.

Roger Sperry meninggal pada 17 April 1994 di Pasadena, California, akibat komplikasi penyakit degeneratif saraf. Karyanya dalam memetakan fungsi belahan otak tetap menjadi warisan yang penting dalam pemahaman tentang cara kerja otak manusia.

BIOGRAFI CARL GUSTAV JUNG

Carl Gustav Jung (1875–1961) adalah seorang psikiater dan psikoterapis asal Swiss yang mendirikan aliran psikologi analitik, yang juga dikenal sebagai psikologi Jungian. Ia terkenal karena konsep-konsep seperti ketidaksadaran kolektif, archetype, dan individuasi, yang berfokus pada proses pengembangan diri dan keseimbangan kepribadian.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Carl Jung lahir pada 26 Juli 1875 di Kesswil, Swiss. Ayahnya adalah seorang pendeta, sementara ibunya berasal dari keluarga yang tertarik dengan hal-hal supranatural. Keluarga Jung memiliki lingkungan religius yang kuat, tetapi juga ada ketertarikan terhadap pengalaman mistis yang kemudian mempengaruhi teorinya.

Jung belajar kedokteran di Universitas Basel dan kemudian mengambil spesialisasi dalam bidang psikiatri. Ia tertarik dengan karya Sigmund Freud dan mengadopsi beberapa gagasan tentang psikoanalisis di awal kariernya.

Hubungan dengan Sigmund Freud

Pada awal abad ke-20, Jung menjalin hubungan erat dengan Sigmund Freud. Keduanya berbagi minat dalam memahami alam bawah sadar dan pengaruhnya terhadap perilaku. Freud melihat Jung sebagai penerus teorinya, namun perbedaan pendapat mengenai konsep-konsep inti menyebabkan perpecahan. Jung tidak setuju dengan fokus utama Freud pada seksualitas sebagai pendorong utama perilaku manusia.

Pada tahun 1913, Jung dan Freud akhirnya berpisah secara profesional, dan Jung mulai mengembangkan aliran psikologinya sendiri, yang ia sebut sebagai psikologi analitik.

Pengembangan Teori

Setelah berpisah dari Freud, Jung mengalami krisis pribadi dan banyak menganalisis mimpi serta pengalaman batinnya sendiri. Pengalaman ini membantunya mengembangkan beberapa konsep kunci dalam psikologi Jungian, termasuk:

  • Ketidaksadaran Kolektif: Jung berpendapat bahwa selain ketidaksadaran pribadi (yang berasal dari pengalaman hidup individu), ada juga ketidaksadaran kolektif, yang berisi memori dan pengalaman bersama yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ketidaksadaran kolektif ini terdiri dari archetype, atau pola universal yang muncul dalam mitos, cerita rakyat, dan mimpi.

  • Archetype: Jung mengidentifikasi sejumlah archetype utama, seperti Anima/Animus (sisi feminin dalam pria dan sisi maskulin dalam wanita), Shadow (bagian tersembunyi dari kepribadian yang ditolak), dan Self (simbol kesatuan dan keseimbangan). Archetype ini muncul dalam mimpi dan budaya, mencerminkan aspek-aspek yang mendalam dari jiwa manusia.

  • Individuasi: Ini adalah proses pengembangan diri di mana seseorang menyadari dan mengintegrasikan berbagai bagian dari kepribadiannya, termasuk aspek-aspek sadar dan tidak sadar, untuk mencapai keseimbangan dan keutuhan.

  • Sinkronisitas: Jung memperkenalkan konsep ini untuk menjelaskan peristiwa yang tampaknya kebetulan tetapi memiliki makna psikologis yang mendalam. Ia menggambarkan sinkronisitas sebagai "hubungan yang bermakna" antara kejadian eksternal dan keadaan batin seseorang.

Pengaruh dan Warisan

Jung memberikan kontribusi besar pada bidang psikologi, terutama dalam psikoterapi dan analisis mimpi. Teorinya tentang ketidaksadaran kolektif dan archetype telah mempengaruhi mitologi, sastra, seni, dan agama, serta memperluas pendekatan dalam psikoterapi yang lebih menghargai simbolisme dan pengalaman batin.

Jung mendirikan Institut C.G. Jung di Zurich untuk melatih terapis dalam psikologi analitik. Meskipun beberapa konsep Jung tidak diterima secara universal di kalangan akademisi, banyak tokoh dari berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi, seni, dan filsafat, yang terinspirasi oleh pemikirannya.

Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Jung menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903, dan mereka memiliki lima anak. Emma adalah pendukung setia Jung dan juga seorang analis Jungian. Setelah kematian Emma pada tahun 1955, Jung terus bekerja, menulis, dan mengajar hingga masa tuanya.

Carl Jung meninggal pada 6 Juni 1961 di Kusnacht, dekat Zurich, Swiss, dalam usia 85 tahun. Warisan teorinya terus berkembang melalui pengikut dan praktisi psikologi Jungian, serta mereka yang menjelajahi makna dalam mimpi, mitos, dan pengembangan spiritual.

BIOGRAFI CARL ROGERS

Carl Rogers (1902–1987) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal sebagai salah satu pendiri aliran psikologi humanistik. Ia mengembangkan pendekatan terapi yang disebut terapi berpusat pada klien (client-centered therapy) dan menekankan pentingnya pemahaman terhadap pengalaman subjektif dan pertumbuhan pribadi.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Carl Ransom Rogers lahir pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga Kristen Protestan yang ketat, dan nilai-nilai agama serta etika moral yang kuat sangat mempengaruhi kehidupan awalnya. Rogers awalnya belajar pertanian di University of Wisconsin, tetapi kemudian berpindah jurusan ke teologi.

Setelah menghadiri sebuah konferensi di China, Rogers mulai meragukan keyakinan agamanya dan memutuskan untuk beralih ke bidang psikologi. Ia memperoleh gelar master dan doktor dalam psikologi klinis dari Teachers College, Columbia University pada tahun 1928 dan 1931.

Karier dan Pengembangan Teori

Rogers bekerja sebagai psikolog anak di Rochester, New York, di mana ia mengembangkan minat dalam psikoterapi. Pada tahun 1940, ia menjadi profesor di Ohio State University, dan mulai merumuskan teorinya tentang terapi berpusat pada klien, yang ia perkenalkan dalam bukunya yang berjudul "Counseling and Psychotherapy" (1942).

Rogers menekankan bahwa individu memiliki kecenderungan bawaan untuk berkembang dan mencapai potensi mereka. Terapinya berfokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi, yang memungkinkan klien untuk mengeksplorasi perasaan mereka secara terbuka. Dalam terapi berpusat pada klien, terapis tidak mengarahkan proses terapi, melainkan berperan sebagai fasilitator yang mendengarkan secara empatik dan memberikan penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard).

Konsep-Konsep Kunci

Beberapa konsep kunci dalam teori Rogers meliputi:

  • Penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard): Menerima dan menghargai seseorang tanpa syarat, terlepas dari tindakan atau perasaan mereka.
  • Kongruensi: Kesesuaian antara pengalaman pribadi dan ekspresi eksternal. Terapis harus otentik dan jujur dalam interaksi mereka dengan klien.
  • Empati: Kemampuan untuk memahami perasaan dan pengalaman orang lain dengan sangat mendalam.

Rogers percaya bahwa dengan lingkungan yang tepat, orang akan cenderung bergerak menuju aktualisasi diri atau pengembangan potensi penuh mereka.


Pengaruh dan Penghargaan

Rogers adalah salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik, yang menekankan potensi pertumbuhan dan kreativitas manusia, serta pentingnya pengalaman subjektif. Pendekatannya sangat berpengaruh dalam bidang konseling, pendidikan, dan psikologi klinis.

Ia menerima banyak penghargaan selama kariernya, termasuk Distinguished Scientific Contribution Award dari American Psychological Association (APA). Pada tahun 1987, APA menempatkannya sebagai salah satu dari sepuluh psikolog yang paling berpengaruh di abad ke-20.

Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Rogers menikah dengan Helen Elliot pada tahun 1924, dan mereka memiliki dua anak. Ia adalah sosok yang dikenal lembut dan empatik, yang sangat mencerminkan nilai-nilai yang diajarkannya.

Carl Rogers meninggal pada 4 Februari 1987 di La Jolla, California, akibat serangan jantung setelah operasi patah tulang panggul. Warisan Rogers terus berlanjut, terutama dalam pendidikan, terapi, dan gerakan psikologi humanistik, yang mengutamakan keunikan setiap individu dan potensi mereka untuk berkembang.

BIOGRAFI IVAN PAVLOV


Ivan Pavlov (1849-1936) adalah seorang fisiolog, psikolog, dan dokter asal Rusia yang paling terkenal karena penelitiannya mengenai refleks terkondisi, yang kemudian dikenal sebagai "Pavlovian conditioning" atau kondisioning klasik. Penemuannya dalam psikologi eksperimental ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologi behavioristik.

Ivan Pavlov

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Pavlov lahir pada 14 September 1849 di Ryazan, Kekaisaran Rusia. Ia berasal dari keluarga pendeta Ortodoks Rusia. Awalnya, Pavlov dilatih untuk mengikuti jejak ayahnya menjadi pendeta, namun minatnya pada ilmu pengetahuan membawanya untuk mengejar pendidikan di bidang fisiologi dan kedokteran. Ia belajar di Universitas Saint Petersburg, tempat ia akhirnya meraih gelar medis.

Karier dan Penelitian

Pada tahun 1890, Pavlov menjadi kepala Departemen Fisiologi di Institut Kedokteran Eksperimental Saint Petersburg. Selama penelitian di bidang pencernaan, Pavlov mulai tertarik dengan hubungan antara sistem saraf dan pencernaan.

Pavlov awalnya mempelajari refleks tanpa syarat pada anjing, seperti produksi air liur yang dihasilkan oleh makanan. Namun, ia segera memperhatikan bahwa anjing-anjingnya mulai mengeluarkan air liur tidak hanya saat makanan diberikan, tetapi juga saat melihat asisten laboratorium yang membawa makanan atau mendengar langkah kaki mereka. Fenomena ini mendorongnya untuk mempelajari apa yang kemudian disebut refleks terkondisi.

Dalam percobaan yang paling terkenal, Pavlov membunyikan bel sebelum memberikan makanan kepada anjing. Setelah beberapa kali mengulangi tindakan ini, anjing mulai mengeluarkan air liur saat mendengar bel, bahkan ketika tidak ada makanan yang disajikan. Ini adalah demonstrasi awal dari kondisioning klasik, di mana stimulus netral (bel) dipasangkan dengan stimulus alami (makanan) hingga stimulus netral itu sendiri mulai memicu respons yang sama (mengeluarkan air liur).

Pengaruh dan Penghargaan

Penelitian Pavlov sangat memengaruhi perkembangan psikologi behavioristik, yang menekankan bahwa perilaku manusia dan hewan dapat dipelajari melalui proses pengondisian. Teori-teorinya digunakan oleh tokoh-tokoh seperti John B. Watson, yang membawa konsep ini ke ranah psikologi manusia.

Pavlov menerima Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1904 atas karyanya di bidang pencernaan, terutama dalam memahami fungsi kelenjar pencernaan. Meskipun ia memenangkan Nobel untuk penelitian fisiologi, warisannya dalam psikologi bahkan lebih signifikan.

Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Ivan Pavlov menikah dengan Serafima Karchevskaya pada tahun 1881, dan mereka memiliki empat anak. Pavlov terkenal sebagai seorang yang sangat disiplin, baik dalam hidupnya maupun dalam eksperimennya. Meskipun ia hidup melalui masa-masa sulit, termasuk revolusi Rusia dan perang dunia, Pavlov tetap fokus pada penelitiannya.

Ivan Pavlov meninggal pada 27 Februari 1936 di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) akibat pneumonia. Karyanya terus hidup dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi, fisiologi, dan pendidikan.

BIOGRAFI ERICH FROMM

Erich Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt, Jerman. Ayahnya bekerja sbagai pengusaha dan, menurut Erich, kepribadiannya agak “angin-anginan”. Ibunya sering mengalami depresi. Dengan kata lain, masa kanak-kanak Erik tidaklah terlalu menyenangkan.

Seperti keluarga Jung, keluarga Erich Fromm adalah keluarga yang taat beragama, dalam hal ini agama Yahudi. Setelah dewasa, Erich menyatakan dirinya sebagai seorang mistikus yang atheis.

Dalam autobiografinya, Beyond the Chains of Illusions, Erich menceritakan dua peristiwa penting di masa remajanya yang kemudian menjadi titik tolak jalan hidupnya. Peristiwa pertama adalah perkenalannya dengan seorang kerabat keluarganya.

“Mungkin usia gadis itu 25 tahun, dia sangat cantik, menarik dan seorang pelukis, pelukis pertama yang saya kenal. Saya ingat saat itu dia sudah bertunangan, tapi beberapa waktu kemudian bubar; Saya ingat dia selalu menemani ayahnya yang menduda. Ayahnya sudah tua, tidak menarik dan agak pendiam (muingkin penilaian saya ini terlalu bias karena cemburu). Suatu hari, saya mendengar kabar yang sangat mengejutkan; ayahnya meninggal dan beberapa waktu kemudian dia bunuh diri dan meninggalkan secarik surat wasiat bahwa dia ingin dimakamkan di sisi ayahnya”.

Peristiwa kedua lebih dahsyat dari peristiwa pertama, yaitu Perang Dunia I. Saat itu, dia berusia 14 tahun dan dipaksa menyaksikan bagaimana kejamnya dampak nasionalisme. Di sekitarnya, yang terdengar hanyalah seruan, “Kita adalah yang terbesar” (Kita mewakili orang Jerman). Kebencian, “histeria perang”, menghantuinya, dan memang begitulah kenyataannya.

Erich, menemukan pencerahan atas kedua peristiwa itu dari tulisan-tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx.

Erich, menerima gelar Ph.D-nya dari Heidelberg tahun 1922, dan setelah itu berkarier sebagai psikoterapis. Dia pindah ke Amerika tahun 1934 –masa-masa ketika kabur dari Jerman menjadi sangat lumrah. Di Amerika, dia tinggal di New York dan di tempat inilah dia bertemu dengan pemikir-pemikir pelarian.

Menjelang akhir kariernya, dia pindah mengajar ke Mexico City. Selama di Mexico, dia melakukan berbagai penelitian tentang hubungan kelas-kelas ekonomi dnegan tipe-tipe kepribadian. Erich Fromm meninggal pada tahun 1980 di Swiss.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

BIOGRAFI JEAN PIAGET

Jean Piaget dilahirkan di Neuchâtel, Swiss, pada tanggal 9 Agustus 1896. Nya. Ayah, Arthur Piaget, adalah seorang profesor sastra Abad Pertengahan dengan bunga lokal dalam sejarah ibunya, Rebecca Jackson, cerdas dan energik, tapi Jean ditemukan padanya sedikit neurotik – kesan bahwa ia berkata memimpin berminat pada psikologi, namun jauh dari patologi! Anak tertua, dia cukup mandiri dan menaruh minat awal di alam, terutama mengumpulkan kerang. Ia menerbitkan pertamanya “kertas” ketika ia sepuluh – halaman account salah satu penampakan-Nya dari burung gereja albino.

Dia mulai menerbitkan dengan sungguh-sungguh di sekolah tinggi tentang topik favoritnya, moluska.. Dia sangat senang untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu dengan direktur Nuechâtel’s Museum Sejarah Alam, Mr Godel pekerjaan-Nya jadi terkenal di kalangan mahasiswa Eropa moluska, yang beranggapan ia dewasa! Semua ini pengalaman awal dengan ilmu pengetahuan terus dia pergi, katanya, dari “iblis filsafat.”

Kemudian pada masa remaja, ia menghadapi sedikit krisis iman: Didorong oleh ibunya untuk menghadiri pelajaran agama, ia menemukan argumen keagamaan kekanak-kanakan. Belajar berbagai filsuf dan aplikasi logika, ia mendedikasikan dirinya untuk menemukan penjelasan biologis “pengetahuan.” Pada akhirnya, filosofi gagal untuk membantunya dalam pencariannya, jadi ia berpaling ke psikologi.

Setelah SMA, ia melanjutkan ke Universitas Neuchâtel. Terus menerus belajar dan menulis, ia menjadi sakit-sakitan, dan harus pensiun ke pegunungan selama setahun untuk memulihkan diri. Ketika ia kembali ke Neuchâtel, ia memutuskan akan menuliskan filsafatnya. Poin mendasar menjadi inti untuk kehidupan seluruh karyanya: “Dalam semua bidang kehidupan (organik, mental, sosial) terdapat ‘kualitatif berbeda totalities’ dari bagian mereka dan memaksa mereka sebuah organisasi.” bentuk Prinsip ini dasar nya filsafat strukturalis, karena akan untuk Gestaltists, teori, Sistem, dan banyak lainnya.

Pada tahun 1918, Jean Piaget menerima gelar Doktor dalam Ilmu dari Universitas Neuchâtel.. Dia bekerja selama setahun psikologi di laboratorium di Zurich dan terkenal psikiatri Bleuler di klinik Selama periode ini, ia diperkenalkan pada karya-karya Freud, Jung, dan lain-lain. Pada 1919, ia mengajar psikologi dan filsafat di Sorbonne di Paris.. Di sini ia bertemu Simon (dari-Binet Simon terkenal) dan melakukan penelitian intelijen untuk menguji Dia tidak peduli untuk hak-atau-salah “gaya” dari cerdas tes dan mulai mewawancarai subyek di sebuah sekolah anak laki-laki bukan, dengan menggunakan teknik wawancara psikiatri yang ia pelajari tahun sebelumnya. Dengan kata lain, ia mulai bertanya bagaimana anak-anak beralasan.

Pada tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan diterbitkan dalam Journal de penghibur.. Pada tahun yang sama, ia menerima posisi di Institut JJ Rousseau di Geneva Di sini ia mulai dengan murid-muridnya untuk penelitian penalaran anak SD menjadi ini. Penelitian pertama lima buku-buku psikologi anak. Meskipun ia menganggap sifatnya ini bekerja sangat awal, ia terkejut oleh publik reaksi positif yang kuat bekerja.



Pada tahun 1923, ia menikah dengan salah satu rekan kerja muridnya, Valentine Châtenay;. Pada tahun 1925 pertama mereka, anak perempuan lahir pada tahun 1927, putri kedua mereka lahir, dan pada tahun 1931, hanya anak mereka lahir. Mereka segera menjadi fokus pengamatan intens oleh Piaget dan istrinya. Penelitian ini menjadi tiga buku!

Pada 1929, Jean Piaget mulai bekerja sebagai Direktur Biro Pendidikan Internasional, mengirim dia akan terus sampai 1967. Ia juga memulai riset skala besar dengan A. Szeminska, E. Meyer, dan terutama barbel Inhelder, yang akan menjadi kolaborator utamanya ,. Piaget perlu dicatat, sangat berpengaruh dalam membawa perempuan ke dalam psikologi eksperimental. Beberapa dari karya ini, bagaimanapun, tidak akan menjangkau dunia luar Swiss hingga Perang Dunia II sudah berakhir.

Pada tahun 1940, Ia menjadi ketua Experimental Psikologi, Direktur laboratorium psikologi, dan presiden Masyarakat Swiss Psikologi ini. Pada tahun 1942, ia memberikan serangkaian kuliah di College de France, selama pendudukan Nazi di Perancis. kuliah menjadi The Psychology of Intelligence. Pada akhir perang, ia diangkat sebagai Presiden Komisi Swiss UNESCO.


Juga selama periode ini, ia menerima sejumlah gelar kehormatan. Ia menerima salah satu dari Sorbonne pada tahun 1946, University of Brussels dan Universitas Brasil pada tahun 1949, di atas merupakan salah satu awal dari Harvard pada tahun 1936. Dan, pada tahun 1949 dan 1950, ia menerbitkan sintesis nya, Pengantar Epistemologi Genetika.

Pada tahun 1952, ia menjadi profesor di Sorbonne.. Pada tahun 1955, dia menciptakan International Center for Genetic Epistemologi, di mana ia menjabat sebagai direktur sisa hidupnya Dan, pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah Ilmu di Universitas Jenewa.

Dia terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat pekerjaan psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss. Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980,, salah satu psikolog yang paling signifikan abad kedua puluh.

BIOGRAFI ALBERT BANDURA

Albert Bandura lahir 4 Desember 1925, di kota kecil Mundare, sebelah Alberta utara, Kanada. Dia dididik di sekolah dasar dan sekolah tinggi yang menjadi satu, dengan sumber daya yang minim, namun dengan tingkat keberhasilan yang luar biasa. Setelah SMA, dia bekerja pada suatu musim panas untuk mengisi kekurangan di Alaska Highway di Yukon.
Ia menerima gelar sarjana psikologi dari University of British Columbia pada tahun 1949 dan gelar Ph. D. Dari University of Iowa pada tahun 1952. Di sanalah ia berada di bawah pengaruh tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Sementara di Iowa, ia bertemu Virginia Varns, seorang instruktur di sekolah keperawatan. Mereka menikah dan memiliki dua orang putri. Setelah lulus, ia mengambil posisi postdoctoral di Wichita Guidance Center, Kansas.

Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Standford University. Ia bekerja sama dengan mahasiswa lulusan pertama, Richard Walters, menghasilkan karya pertama mereka, Adolescent Aggression, tahun 1959. Bandura adalah presiden APA (American Psychological Association) pada tahun 1973 dan menerima penghargaan APA untuk Kontribusi Ilmiah Terkemuka tahun 1980. Di masih bekerja di Stanford hingga saat ini.

BIOGRAFI MAX WERTHEIMER

Max Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt bersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max mempelajari imu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun 1934. Di Amerika ia bekerja di New School for Research di New York city sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalamkotak tersebut) di toko mainan anak-anak.  Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.

Dalam bukunya yang berjudul "Investigation of Gestalt Theory" (1923), Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt sebagai berikut:

  1. Hukum Kedekatan (law of proximity): hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
  2. Hukum Ketertutupan (law of closure): Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
  3. Hukum Kesamaan (law of equivalence): hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

BIOGRAFI WILLIAM JAMES

William James lahir pada tanggal 11 Januari 1984 di New York City. Ayahnya, seorang kaya raya yang mandiri, adalah seorang penulis masalah-masalah teologis. Masa pendidikan awal James terkadang terganggu, ia mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang luas dan bervariasi, ia dapat belajar bahasa Perancis dan Jerman. Pada tahun 19864, ia sangat tertarik pada seni, tetapi sains menang dan ia masuk Harvard Medical School dengan mendapatkan gelar M.D pada tahun 1869. Pada tahun 1872 ia menjadi seorang guru psikologi di Harvard. Dorongan dan pluralisme dari komunitas akademik ini terbukti menjadi latar belakang bagi James. Di samping menaruh perhatian pada struktur tubuh, ia terpukau dengan persoalan struktur pikiran dan emosi manusia dan berbagai variasi pengalaman manusia. Ia juga disulitkan dengan masalah yang berkenaan dengan perdebatan antara kebebasan dan determinisme, kemungkinan kebenaran pasti, dan realitas Tuhan.

Pada tahun 1875, ia mengajar kursus psikologi, dan ia mulai memberikan kursus filsafat di Harvard, tentang esai-esai yang mengenai perdebatan determinisme-kebebasan, sifat rasionalisme dan kesesuaian antara sains dan agama pada tahun 1880-an.

Karya-karya yang paling penting dimana ide-ide ini dikembangkan mencakup beberapa hal, yakni :
1. The will to be believe, (1897)
2. The Variety of Religious Experience (1902)
3. Pragmatism (1907)
4. A Pluralistic Universe (1909)
5. Essay in Radikal Empirism (1912), setelah James meninggal.

Pemikiran William James
Untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang dikemukakan James, kita harus mulai dengan teorinya tentang kesadaran, yang sebagian besar dikembangkan secara lengkap di dalam The Principles of Psychology. James percaya bahwa psikologi dan filsafat erat-terkait melalui cara berikut: keduanya perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan menemukan penjelasan kausal.

Setelah menerbitkan The Principles of Psychology, James mempersembahkan dirinya lebih lanjut di dalam penjelajahan filosofis. Namun, ini tidak berarti bahwa ia memutuskan diri dari perhatian awalnya pada psikologi dan fisiologi. Dalam kenyataannya, karya filosofisnya dapat dipandang mengambil beberapa cabang sentral dari penekanan awalnya pada satu ide : bahwa kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religius dan lunak menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini, tulisan-tulisan lima belas tahun terakhir dari hidup James berpusat pada (1) arti penting pilihan dalam menentukan kepercayaan kita, (2) penilaian tentang hidup religius manusia, (3) hakikat makna dan kebenaran, dan (4) perkembangan sebuah metafisika pluralistik (yakni sebuah pandangan yang menekankan otonomi dan independensi hal-hal individual di alam semesta, hubungan dan ketergantungannya satu sama lain).

Ia juga meletakkan prinsip ini ke dalam praktek dan menunjukkan lima karakteristik dasar kesadaran dan pikiran kita, yaitu :
  1. Pikiran bersifat personal-pengalaman diatur, keduanya memiliki seseorang.
  2. Pikiran dan pengalaman berada di dalam perubahan yang konstan. Tidak ada dua pengalaman yang pernah identik, “sebuah keadaan yang telah berlaku tidak akan pernah kembali dan identik dengan apa yang sebelumnya”. James tidak mengingkari bahwa mengalami obyek yang sama sekali, tapi pengalaman kita tentang sebuah obyek memiliki sifat yang berbeda pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.
  3. Ada keberlanjutan dan juga perubahan di dalam pikiran dan pengalaman
  4. Pikiran bersifat kognitif, dan pikiran berkenaan dengan sesuatu selain dirinya sendiri
  5. Kesadaran bersifat selektif, kesadaran berkonsentrasi pada beberapa hal dan mengingkari beberapa hal yang lain.

Pemikiran James tentang karya-karyanya
Sikap yang dianut James digambarkan di dalam esainya “The Will to Believe”. Di dalam esai ini, ia menegaskan bahwa ada waktu-waktu ketika kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus membuat keputusan tanpa memiliki semua bukti yang mungkin kita kuasai. Kehidupan tidak selalu memberi kita kemewahan menunggu hingga kita mendapatkan data yang meyakinkan, yang mendukung jalan tindakan yang benar. Tujuan James adalah menggambarkan beberapa karakteristik dasar situasi semacam itu, dan mempertahankan pandangan bahwa arah tindakan rasional di lingkungan ini tidaklah berarti melarikan diri dari realitas dengan mengklaim perlunya keharusan menunggu bukti yang lebih obyektif sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan.

The Varieties of Religious Experiences memuat usaha besar James untuk menilai arti agama dalam kehidupan manusia. Seperti Nietzsche, James menilai agama dari segi kontribusinya pada keutamaan manusia, tetapi kesimpulan yang diambil James berbeda dari para filosof Jerman pada masanya. Perbedaan ini sebagian besar dikarenakan fakta bahwa ideal James lebih demokratis dibandingkan ideal Nietzsche. James tentu memuji nilai individu-individu yang istimewa, tetapi ia memberi penekanan yang lebih jelas dan lebih kuat pada arti penting dan integritas setiap kehidupan manusia, perlunya manusia bekerja bersama guna menghasilkan yang terbaik, dan kebutuhan untuk menetapkan sebuah lingkungan di mana kebebasan personal dan kesatuan sosial melengkapi satu sama lain.

Di dalam bukunya Pragmatism, James membicarakan konsep pragmatis tentang kebenaran dalam satu bab. Di dalam The Meaning of Truth ia menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada delapan hal yang disalahpahami orang tentang ajarannya. Suatu kritik, misalnya, mengatakan bahwa pragmatisme hanya menerangkan bagaimana kebenaran datang; tidak menjelaskan apa kebenaran itu sesungguhnya.

Karangannya, Essay in Radical Empirism a Pluralistic Universe, dan karyanya, Some Problems of Philosophy, membicarakan pertumbuhan pandangannya tentang pragmatisme di dalam metafisika dan epistemologi. Pragmatisme, menurut pendapatnya, memberikan suatu jalan untuk membicarakan filsafat dengan melalui pemecahan lewat pengalaman indera. Akan tetapi, ini ternyata tidak mencukupi untuk James karena ia menyadari bahwa pragmatisme juga mampu menghubungkan satu dengan lainnya. Jawaban yang harus diberikan ialah mengenai pandangan yang pasti tentang alam semesta. Pandangan ini tentu saja suatu metafisika.

Pemikiran William James adalah empirisme yang radikal atau empirisis yang pragmatis. Kepribadiannya dan pandangannya tentang manusia memerlukan suatu filsafat yang dapat berlaku adil pada perasaan keagamaan, moral dan kepentingan manusia terdalam. Ia memerlukan suatu filsafat yang pantas, yang dapat menghadapi kenyataan secara terus terang. Ia mencurigai setiap sistem filsafat yang murni intelektual atau yang mengaku benar secara absolut. Filsafat yang tidak selesai serta tidak absolut, itulah filsafat yang diakuinya, tetapi filsafat itu harus menyertai kehidupan manusia dan masa depannya. Filsafat harus membantu manusia menyelesaikan masalah yang dihadapinya, memberikan kepada manusia harapan yang optimistis dalam kehidupan yang vital.

Bahwa pragmatisme James itu bersifat voluntaristis, penekanannya pada pentingnya faktor usaha dan kesukarelaan dalam keputusan dan memperjelas sesuatu.

Tentang etikanya
Bahwa kaum pragmatis berpendapat bahwa yang baik adalah yang dapat dilaksanakan dan dipraktekkan, mendatangkan yang positif dan kemajuan hidup. Karena itu, baik-buruknya perilaku dan cara hidup dinilai atas dasar praktisnya, akibat tampaknya, dampak positifnya, manfaatnya bagi orang yang bersangkutan.

BIOGRAFI ABRAHAM HAROLD MASLOW

Tokoh dengan nama lengkap Abraham Harold Maslow, lahir pada tanggal 1 Aprik 1908 di Brooklyn, New York, sebagai anak sulung dari tujuh orang bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut Yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia.

Karena sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru, kedua orangtuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Tidak heran jika semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan buku.

Demi menuruti keinginan orangtuanya, pertama-tama Maslow belajar hukum di City College of New York (CCNY). Setelah tiga semester belajar di sana, dia pindah ke Cornell lalu kembali ke CCNY. Dia menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dan pernikahan ini bertentangan dengan keinginan orangtuanya. Maslow dan Bertha dikaruniai dua orang puteri.

Dia dan Bertha kemudian pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke University of Wisconsin. Di sinilah ketertarikannya pada bidang psikologis mulai tumbuh, sehingga perjalanan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus, dia kembali ke New York untuk bekerja dengan E. L. Thorndike di Coolumbia dimana dia melakukan penelitian tentang seksualitas manusia.

Dia mulai mengajar full time di Brooklyn College. Dalam periode inilah dia bergaul dengan beberapa pemikir Eropa yang berimigrasi ke AS, khususnya ke Brooklyn, akibat perang yang berkecamuk di sana. Di antara pemikir tersebut adalah Adler, Fromm, Horney dan psikolog-psikolog Gestalt dan Freudian.

Tahun 1951, Maslow menjabat ketua departemen psikologi di Brandels selama 10 tahun. Di sinilah dia bertemu dengan Kurt dan mulai menulis karya-karya teoretisnya sendiri. Di sini, dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik – konsep yang baginya jauh lebih penting ketimbang usaha-usaha teoretisnya.

Dia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya dia mengalami serangan jantung dan meninggal pada tanggal 8 Juni 1970.

[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

BIOGRAFI BURRHUSM FREDERIC SKINNER

Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (operant conditioning). Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah. Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di kota Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat.  Ia menempuh pendidikan dalam bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College. Beberapa tahun kemudian, Skinner menempuh studi dalam bidang psikologi di Universitas Harvard. Pada tahun 1936, Ia mengajar di Universitas Minnesota, dan pada tahun 1948, ia mengajar di Universitas Harvard sampai akhir hayatnya. Salah satu buku terbaik dalam bidang psikologi yang ditulisnya adalah Walden II.

BIOGRAFI WILHELM MAXIMILIAN WUNDT

Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

Pada tahun 1875 ia pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879 ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat & Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879 memang orang sudah mengenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), “Grund zuge der Physiologischen Psychologie” (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan “Physiologische Psychologie”.

BIOGRAFI SIGMUND FREUD

Dilahirkan tahun 1856 di kota Freiberg yang kini terletak di Cekoslowakia, tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria. Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang jempolan di sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer orang Wina.

Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor. Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.

Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.

Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.

Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit sejak dilontarkannya.

Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. (Sesungguhnya, bukanlah Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya begitu banyak beri dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah). Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.

Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan pelbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah berhasil peroleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan dan teramat sulit mengatakan bahwa bagian-bagian mana dari gagasannya yang akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.

Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.

Memang betul, psikoanalisa merupakan cara penyembuhan yang teramat mahal dan amat serius dan pula tidak berhasil apa-apa. Tetapi, juga betul teknik itu meraih sukses-sukses besar. Para psikolog di masa depan berkesimpulan bahwa keinginan seksual yang tertekan akan semakin penting peranannya dalam tingkah laku manusia daripada anggapan para penganut faham Freud. Tetapi, gairah ini sudah pasti punya saham besar dari anggapan sebagian psikolog sebelum Freud. Begitu pula, mayoritas psikolog kini yakin bahwa proses mental bawah-sadar memegang peranan yang menentukan dalam tingkah laku manusia, sesuatu hal yang diremehkan orang sebelum Freud.

Freud memang bukan psikolog pertama, dan dalam jangka panjang mungkin tidak akan dianggap orang yang gagasan-gagasannya sebagian besar mendekati kebenaran. Namun, dia sudah jelas tokoh yang paling berpengaruh dan paling penting dalam perkembangan teori psikologi modern dan pandangan-pandangannya yang punya arti sangat besar di bidangnya menyuguhkan kepadanya hak untuk tercantum dalam urutan cukup tinggi dalam daftar buku ini.

referensi :
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat