Showing posts with label Kuliah. Show all posts
Showing posts with label Kuliah. Show all posts

PSIKODIAGNOSTIK : PENGERTIAN, FUNGSI DAN METODE

Menurut Sumadi Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul “Psikodiagnostik“, menyebutkan bahwa penggunaan istilah psikodiagnostik secara eksplisit muncul sekitar tahun 1921 ketika Hermann Rorschach menerbitkan hasil penelitian dengan “Metode Rorschach” dalam lapangan psikiatri dengan judul “Psikodiagnostik“.  Istilah “psikodiagnostik” merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu “psikologi” dan “diagnostik“. Psikologi berarti ilmu tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostik berarti mencari informasi tentang sesuatu. Sehingga, berdasarkan dua pengertian tersebut, secara sederhana psikodiagnostik dapat diartikan sebagai  suatu metode diagnosa untuk mengenali kepribadian seseorang secara mendalam.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian dari Hermann Rorschach (dalam lapangan klinis), psikodiagnostik dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis, dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara tepat. Dalam perkembangan selanjutnya, kebutuhan untuk membuat diagnosis secara psikologis, tidak saja dalam lapangan klinis, sehingga pengertian tentang psikodiagnostik menjadi semakin luas. Secara umum, pengertian psikodiagnostik dapat ditinjau dari dua hal, yaitu :

  • secara teoritispsikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat diagnosis psikologis, dengan tujuan agar dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.
  • secara praktispsikodiagnostik adalah setiap metode untuk membuat diagnosis psikologis, dengan tujuan agar dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.
Dalam Kamus Psikologi, psikodiagnostik diartikan sebagai studi mengenai kepribadian lewat penafsiran terhadap tanda-tanda tingkah laku, cara berjalan, gerak isyarat, sikap, penampilan wajah, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Leon H. Levy, dalam bukunya yang berjudul “Psychological Interpretation“, menyebutkan bahwa psikodiagnostik adalah kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi.
Tujuan dan Fungsi Psikodiagnostik. Sasaran dari psikodiagnostik adalah kepribadian dari individu yang terwujud dalam tingkah laku, termasuk juga inteligensi, bakat atau kemampuan, minat, emosi, cita-cita dan fantasi, inisatif, daya tahan, daya analisis, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan dari psikodiagnostik adalah :
  • klasifikasi, maksudnya adalah untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan, perkembangan anak, klinis, dan industri.
  • deskripsi, maksudnya adalah memberikan penggambaran yang lebih intensif dari individu (subyek).
  • prediksi, maksudnya adalah memberikan peramalan terhadap perkembangan individu (subyek).
Sedangkan fungsi dari psikodiagnostik adalah :
  • memahami individu (subyek) dengan lebih baik dan memberikan paling sesuai bagi diri yang bersangkutan.
  • penjabaran dan pemanfaatan tes psikologis.
  • penyeleksian kualitas tingkah laku dan kepribadian.
  • pengembangan kepribadian individu (subyek).
Metode Psikodiagnostik.
Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam psikodiagnostik, yaitu :
 
1. Wawancara.
Wawancara adalah suatu situasi pertukaran pandangan antara dua orang yang bertemu. Dalam proses wawancara akan diajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah disusun, atau bisa juga pertanyaan dilakukan secara spontan pada saat proses wawancara berlangsung. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan wawancara :
  • timing (waktu), harus diatur secara tepat, tidak terlalu lama atau terlalu singkat.
  • content (isi), isi dari setiap pertanyaan yang diajukan haruslah disusun dengan jelas dan mudah dimengerti.
  • mener of respone (cara menanggapi), menanggapi dengan baik sehingga individu (subyek) mau menjawab sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
  • feedback (timbal balik), harus ada timbal baliknya, untuk peneliti agar dalam proses wawancara dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan, sedangkan untuk yang diwawancara bisa menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
 
2. Observasi.
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan yang dilakukan terhadap tingkah laku individu di suatu situasi yang diciptakan atau pada saat tes sedang berlangsung. Beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi adalah  wherewhathow, dan when. Sedangkan observasi dapat dilakukan pada setting sebagai berikut :
  • field setting, adalah situasi dalam keadaan alamiah tanpa ada kontrol apapun, yang biasanya dilakukan di tempat individu yang bersangkutan berada.
  • simulated setting adalah situasi observasi di mana individu mendapat stimulasi untuk situasi tertentu, tetapi tidak sepenuhnya dikontrol.
  • laboratory setting, adalah observasi dilakukan dalam suatu laboratorium dengan menggunakan kontrol tertentu dengan situasi yang cukup ketat.
Observasi dapat dilakukan dengan memakai dua metode, yaitu :
  • observasi partisipan, di mana observator atau peneliti ikut langsung dalam kegiatan yang ingin diobservasi, dan mengamati kegiatan tersebut. Tujuan dari observasi partisipan adalah untuk mendapatkan hasil observasi yang nyata tanpa dibuat-buat.
  • observasi non partisipan, di mana observator atau peneliti mengamati dari jauh kegiatan yang diobservasi, tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Observator atau peneliti hanya mencatat dan mengamati apa saja kegiatan yang sedang diobservasi.
 
3. Analisa dokumen pribadi.
Metode ini jarang dipakai, biasanya akan dipakai hanya untuk kasus-kasus tertentu saja. Akan tetapi apabila dipakai ada juga manfaatnya untuk menambah pemahaman dan kejelasan mengenai kepribadian individu (subyek). Beberapa dokumen pribadi yang bisa dianalisis diantaranya adalah :
  • diary atau buku harian, biasanya digunakan oleh individu (subyek) untuk mencurahkan hal-hal yang dialami atau dirasakannya, baik itu positif atau negatif.
  • surat-surat pribadi, seringkali individu (subyek) mencurahkan perasaan atas hal-hal yang dialaminya kepada seseorang yang dekat dengannya melalui surat. Pada era modern seperti ini, bisa juga dianalisa e-mail atau media sosial yang dipunyai individu (subyek).
  • biografi atau autobiografi.
 
4. Tes psikologi.
Tes psikologi adalah prosedur klasifikasi atau pengukuran yang sistematik, yang memberikan pernyataan tentang satu atau lebih karakteristik individu tentang perilaku tertentu secara empiris dan teoritis, dengan memproses secara obyektif reaksi-reaksinya pada sejumlah stimuli yang dipilih secara hati-hati dan membandingkan reaksi tersebut dengan sampel representatif dari subyek. Tes psikologis perlu memiliki informasi tentang reliabilitas, ketepatan, dan validitasnya. Komponen-komponen tersebut harus dirujuk pada pengembangan tes, yang menunjuk pada bagaimana tes disusun, item ditulis dan dipilih, bagaimana deviasi diselesaikan dan bagaimana jumlah skor dihitung dan diinterpretasikan.
 
Berkaitan dengan metode yang dapat digunakan dalam psikodiagnostik tersebut, psikodiagnostik dapat digunakan dalam beberapa setting, yaitu :
  • clinnical setting, yang lebih memfokuskan untuk mendeteksi gangguan psikis individu (subyek), mengukur kemampuan pribadi individu, dan menetapkan pola treatment yang efektif. Dalam clinnical setting, psikodiagnostik digunakan di rumah sakit, rumah sakit jiwa, pusat kesehatan mental, atau klinis konsultan psikologis.
  • legal setting, yang berhubungan dengan masalah kriminal dan kejahatan. Dalam legal setting, psikodiagnostik digunakan di pengadilan, pusat rehabilitasi, dan lembaga pemasyarakatan.
  • educational and vocational guide setting, yang memfokuskan pada pengembangan studi dan kerja. Dalam educational and vocational guide setting, psikodiagnostis digunakan di sekolah, universitas, pusat pelatihan, dan pusat bimbingan karir.
  • educational and vocational selection setting, yang memfokuskan pada penentuan bidang studi, seleksi jabatan, dan lain sebagainya. Dalam educational and vocational selection setting digunakan di perusahaan, instansi, atau suatu organisasi.
  • research setting, yang memfokuskan pada pengembangan ilmu dan teknik serta metode psikodiagnostik. Dalam research setting, psikodiagnostik digunakan di lembaga penelitian.
 
Perbedaan Antara Psikodiagnostik dan Psychological Assessment.  Psychological assessment adalah sebuah evaluasi yang dilakukan oleh psikolog dalam rangka mengetahui fakta-fakta umum maupun spesifik mengenai individu, mengidentifikasi baik keunggulan maupun kelemahannya, untuk menginformasikan bagaimana individu tersebut berfungsi sekarang. Tujuan psychological assessment adalah :
  • menghasilkan sebuah gambaran yang akurat mengenai masalah-masalah yang dimiliki seorang individu.
  • mengidentifikasi faktor-faktor interpersonal dan lingkungan yang berkontribusi terhadap masalah-masalah tersebut.
  • menentukan treatment yang efektif untuk mengatasi masalah individu tersebut.
Perbedaan antara psikodiagnostik dan psychological assessment adalah :
  • psikodiagnostik merupakan bentuk dari psychological assessment, bukan merupakan sub disiplin psikologi tersendiri, melainkan melibatkan berbagai disiplin psikologi yang berbeda.
  • psikodiagnostik tidak mempunyai obyek materiil atau fisik tersendiri, hal yang didiagnosis dinyatakan sebagai konstruk-konstruk psikologis tergantung sub disiplinnya.
  • dalam psikodiagnostik tidak dikembangkan prosedur dan metodologi yang spesifik, melainkan menggunakan metodologi umum dalam penelitian psikologi, yaitu meliputi pengujian hipotesis.
Dalam ilmu psikologi, psikodiagnostik merupakan suatu alat yang digunakan dalam melakukan proses identifikasi dalam permasalahan psikologi. Dengan metode psikodiagnostik akan didapatkan data-data yang akurat, yang selanjutnya akan diproses untuk kepentingan pemecahan permasalahan psikologis yang dialami oleh seseorang.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian psikodiagnostik, tujuan dan fungsi, serta metode yang digunakan dalam psikodiagnostikberikut perbedaan antara psikodiagnostik dan psychological assessment.

PENGANTAR PSIKOLOGI KONSUMEN

DEFINISI
“Interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka” (American Marketing Association)
“Studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.” (Mowen&Minor, 2001)

Tiga Hal Penting Dalam Perilaku Konsumen
1.       Perilaku konsumen adalah dinamis
       Masyarakat selalu berubah
       Satu strategi pengenalan produk yang sama tidak dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu
       Beda produk beda strategi
2.      Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian disekitar
Untuk mengenali konsumen, pahami apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan lingkungan dimana mereka berada.
3.      Adanya proses pertukaran.
Ujung dari pengenalan konsumen adalah adanya pertukaran nilai
Tahap Proses Pertukaran
       Tahap perolehan/akuisisi
Menganalisis faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap produk dan jasa
       Tahap konsumsi
Menganalisis bagaimana konsumen sebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui saat menggunakannya
       Tahap disposisi
Menganalisis perilaku konsumen setelah menggunakan produk atau jasa yang dipilih

Persyaratan Pertukaran
       Terdapat dua atau lebih pihak
       Setiap pihak harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya
       Setiap pihak harus mampu berkomunikasi dan berbicara
       Setiap pihak harus bebas menolak dan menerima tawaran pihak lainnya
   Setiap pihak harus percaya bahwa hubungan dengan pihak lain sudah sesuai atau memang diinginkan

Jenis Sumber Daya Yang Dipertukarkan
       Perasaan
Ekspresi rasa hormat yang penuh kasih, kehangatan, atau kenyamanan
       Status
Penilaian evaluatif yang mengarah pada gengsi tinggi atau rendah, rasa hormat, atau penghargaan
       Informasi
Saran, opini, atau instruksi
       Uang
Semua koin atau mata uang yang memiliki nilai tukar standar
       Barang
Semua produk atau obyek yang memiliki nilai tukar
       Jasa
Semua kinerja dari pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain


Alasan Mempelajari Psikologi Konsumen
       Membantu produsen untuk:
      Mendesain strategi pemasaran
      Segmentasi pasar
      Memposisikan dan diferensiasi produk
      Analisis lingkungan
      Studi riset pasar
       Memaikan peranan dalam menentukan kebijakan publik
       Menjadikan individu sebagai konsumen yang efektif
       Memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
       Memberi informasi tentang:
      Orientasi konsumen
      Fakta perilaku konsumsi manusia
      Teori sebagai pedoman proses pemikiran

Tiga Perspektif Perilaku Konsumen
       Perspektif pengambilan keputusan
Gambaran langkah konsumen saat sedang melakukan pembelian
       Perspektif pengalaman
Gambaran alasan mengapa konsumen memilih/tidak memilih produk tertentu
       Perspektif pengaruh perilaku
Kekuatan pengaruh lingkungan dalam “memaksa” konsumen melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan/kepercayaan terhadap produk 

PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Psikologi Eksistensial dapat dirumuskan sebagai ilmu pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang menggunakan metode analisis fenomenologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang data (yang terberi) tentang pengalaman langsung. Fenomenologi berusaha memahami gejala-gejala. Van Kaam menjelaskan fenomenologi sebagai metode dalam psikologi yang berusaha untuk menyingkapkan dan menjelaskan gejala-gejala tingkah laku sebagaimana gejala-gejala tingkah laku tersebut mengungkapkan dirinya secara langsung dalam pengalaman.

Psikologi eksistensial berkeberatan terhadap pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam psikologi. Yang ada hanya rangkaian urutan tingkah laku. Dengan menolak kausalitas, psikologi eksistensial juga menolak positivisme, determinisme, dan materialisme. Psikologi eksistensial menyatakan bahwa  psikologi tidak sama dengan ilmu-ilmu lainnya dan tidak akan menirunya.

Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan konsep motivasi. Motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif dalam analisis eksistensi tingkah laku. Selain itu, psikologi eksistensi juga menolak adanya dualisme antara jiwa (subyek) dan badan, lingkungan, dan benda (obyek). Dualisme ini dianggap berasal dari Descartes dan mengakibatkan orang menjelaskan pengalaman dan tingkah laku manusia dari sudut rangsangan-rangsangan lingkungan atau keadaan-keadaan badaniah. Secara garis besar, psikologi eksistensial menolak melihat individu sebagai benda.

KONSEP-KONSEP PSIKOLOGI EKSISTENSIAL
·         Ada-di-dunia (Dasein)
Konsep fundamental dalam psikologi eksistensial adalah Dasein. Dasein (ada-di-dunia) merupakan eksistensi manusia, yang bukan merupakan milik atau sifat seseorang, bukan bagian dari ‘ada’ manusia seperti ‘ego’nya Freud atau ‘anima’nya Jung. Melainkan keseluruhan eksistensi manusia.
·         Ada Melampaui Dunia
Dengan istilah ada-melampaui-dunia, Binswanger tidak mengartikan dunia lain (surga) melainkan mau mengungkapkan begitu banyak kemungkinan yang dimiliki manusia untuk mengatasi dunia yang disinggahinya dan memasuki dunia baru. Apabila seseorang membiarkan dirinya dikuasai oleh orang-orang lain atau oleh lingkungan, maka manusia itu hidup dalam suatu eksistensi yang tidak autentik.
·         Dasar Ekspektasi
Pandangan eksistensial menekankan bahwa manusia adalah kebebasan. Namun terdapat batas dalam kebebasan itu sendiri, yaitu “keterlemparan.” Kondisi “keterlemparan” ini yaitu cara manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi dasarnya, merupakan nasibnya. Manusia harus hidup sampai nasibnya berakhir untuk mencapai kehidupan yang autentik.
·         Rancangan Dunia
Rancangan-dunia adalah pola yang meliputi cara ada-di-dunia seorang individu. Rancangan-dunia seseorang menentukan cara bagaimana ia akan bereaksi terhadap situasi-situasi khusus serta ciri sifat dan simtom apa yang akan dikembangkannya.

·         Cara-cara ada di Dunia
Seorang individu yang hidup untuk dirinya sendiri telah memilih suatu cara tunggal dalam eksistensi, sedangkan orang yang menjadikannya dirinya tenggelam di tengah orang banyak telah memilih cara anonimitas.
·         Eksistensial
Sifat-sifat yang melekat dalam setiap eksistensi manusia, menurut pandangan Boss, disebut eksistensial. Diantara eksistensial yang penting adalah :
1.       Spasialitas Eksistensi
2.       Temporalitas Eksistensi
3.       Badan/ Fisiologis
4.       Eksistensi manusia di dunia sebagai milik bersama
5.       Suasana Hati/ Penyesuaian
·         Dinamika
Seorang individu bukanlah mangsa lingkungan dan juga bukanlah mahluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-kebutuhan, dan dorongan-dorongan. Akan tetapi dia memiliki kebebasan untuk memilih, dan hanya ia sendiri yang bertanggung jawab terhadap eksistensinya. Namun, kebebasan memilih ini tidak menjamin bahwa pilihan yang sudah ditentukan merupakan pilihan yang bijaksana. Maka keterbukaan adalah prasarat untuk penyingkapan, dan ketertutupan merupakan dasar untuk penyembunyian.
·         Perkembangan

Konsep eksistensial tentang perkembangan yang penting ialah konsep tentang “menjadi” (Becoming). Eksistensi tidak pernah statis, tetapi selalu berada dalam proses menjadi sesuatu yang baru, mentransendensi atau mengatasi diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi manusia sepenuhnya.

Materi selengkapnya silakan download disini

PERSONOLOGI HENRY A. MURRAY

DEFINISI
Istilah Personologi merupakan suatu ringkasan dari teori yang memfokuskan diri pada individu-individu dengan seluruh kompleksitasnya. Istilah ini dikemukakan oleh Henry Murray (1983) untuk memahami individu secara penuh. Dia menyatakan bahwa satu bagian tingkah laku tidak dapat dipahami terlepas dari semua bagian lainnya dalam pribadi yang berfungsi.
Dia berkeyakinan bahwa sebelum memahami dengan menganalisis secara mendalam lingkungan tingkah laku, seseorang tidak dapat menjelaskan tingkah laku secara memadai. Dalam pandangan Murray, sejarah individu benar-benar sama pentingnya seperti keadaan individu beserta lingkungannya masa kini.
Ciri paling khusus dari teori Murray adalah pembahasan yang sangat terinci tentang motivasi, pembahasan yang sangat terinci tentang motivasi, tentang regnancy (proses fisiologis yang membarengi proses psikologis yang dominan). Dia menekankan bahwa otak menjadi pusat/locus kepribadian dan semua bagiannya.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Murray berpendapat bahwa kepribadian berada dalam keadaan yang berubah. Karena itu, meskipun pandangannya tentang struktur kepribadian dipengaruhi oleh Psikoanalisis, dia tetap berhati-hati dalam memakai istilah “struktur” karena kata tersebut memiliki makna konotasinya dengan sifat tetap, teratur, dan tunduk pada suatu hukum.
·                  Dalam merumuskan kepribadian, Murray sangat berorientasi pada pandangan yang memberi bobot memadai pada, sejarah organisme, fungsi kepribadian yang bersifat mengatur, cirri-ciri berulang dan baru pada tinggah laku individu, kakikat kepribadian yang abstrak dan konseptual, proses-proses fisiologis yang mendasari proses-proses psikologis.
·              Proceeding (interaksi antara subyek – obyek atau subyek – subyek, dalam jangka waktu cukup lama sehingga mencakup unsur-unsur penting dalam suatu sekuen tingkah laku tertentu). Sifatnya internal (melamun, memecahkan masalah, menyusun rencana dalam keheningan). Sifatnya eksternal (berinteraksi dengan orang-orang atau obyek-obyek dalam lingkungan).
·          Proceeding Program Serial Tujuan/ cita-cita (semua proses dinamakan Ordinasi : Program atau jadwal yang tersusun).
·         Ordinasi merupakan proses jiwa tinggi, setingkat dengan kognisi atau pemahaman.
·                    Abilitas dan prestasi à Komponen individu ini menjembatani disposisi-disposisi dengan tindakan serta hasil-hasil ke arah mana disposisi ini ditujukan.
·         Id, Ego, Super Ego, dan, Ego-Ideal
-    Id à Gudang impuls-impuls yang bersifat primitive yang menjadi sumber energi
-   Ego à Organisator atau integratof sentral tingkah laku. Kekuatan dan keberhasilan ego merupakan factor penentu penting bagi penyesuaian diri individu.
-     Super Ego à hasil penanaman kebudayaan
-     Ego Ideal àgambaran diri yang diangan-angankan (sekumpulan ambisi pribadi)

DINAMIKA KEPRIBADIAN
TIPE-TIPE KEBUTUHAN
  • Kebutuhan Primer vs Kebutuhan Sekunder
  • Kebutuhan-kebutuhan terbuka vs Kebutuhan-kebutuhan tertutup
  • Kebutuhan yang memusat vs Kebutuhan yang menyebar
  • Kebutuhan Proaktif vs Kebutuhan Reaktif
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
  1. Kompleks-kompleks kanak-kanak
  2. Faktor-faktor Genetis dan Pematangan
  3. Belajar
  4. Faktor-faktor Sosio-Kultural
  5. Keunikan
  6. Proses-proses Tak Sadar
  7. Proses Sosialisasi
Materi selengkapnya silakan dowanload disini

FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN
Filsafat Ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.

Istilah lain dari filsafat ilmu :
      Theory of science (Teori ilmu/pengetahuan ilmiah)
      Metascience (adi-ilmu)
      Science of science (ilmu tentang ilmu)

The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.       Arti Luas : menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan ke luar dari kegiatan ilmu, seperti :
-          Implikasi ontologik-metafisik dari citra dunia ilmu yang bersifat ilmiah
-          Tata susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu
-          Konsekuensi pragmatic-etik penyelenggara ilmu, dsb.
2.       Arti Sempit : menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Filsuf pengamat sejarah John Losee menyimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi :
1.       Berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai atau berdasarkan teori-teori ilmiah yang penting
2.       Berusaha memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan.
3.       Sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teori dari ilmu
4.       Sebagai penetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
Sebagai pemikiran tingkat dua, filsafat ilmu melakukan analisis terhadap ilmu untuk menjawab pertanyaan berikut :
  1. Ciri-ciri apakah yang membedakan penyelidikan ilmiah dari ragam penyelidikan lainnya?
  2. Prosedur apa yang harus ditempuh para ilmuwan dalam menyelidiki alam ?
  3. Persyaratan apakah yang harus dipenuhi agar suatu penjelasan ilmiah betul ?
  4.       Apakah kedudukan kognitif dari dalil dan asas ilmiah ?
PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU
Secara ringkas, problem dalam filsafat ilmu adalah :
1. Problem-problem epistimologis tentang ilmu
2.  Problem-problem metafisis tentang ilmu
3.  Problem-problem metodologis tentang ilmu
4.  Problem-problem logis dalam ilmu
5.  Problem-problem etis tentang ilmu
6.  Problem-problem estetis dalam ilmu
  Materi selengkapnya silakan download disini

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KLINIS

Definisi Menurut American Psychological Association’s (APA) Clinical Section :
                Suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud memahami kapasitas perilaku dan karakteristik individu yang dilaksanakan melalui metode pengukuran, analisis, serta pemberian saran dan rekomendasi, agar individu mampu melakukan penyesuaian diri secara patut.

CIRI DAN SIFAT
·    Memiliki orientasi ilmiah-profesional. Yaitu, berupa penggunaan metode ilmu dan kaidah psikologi, dalam pemberian bantuan terhadap individu yang menderita masalah-masalah psikologis melalui intervensi dan evaluasi psikologis.
·    Menampilkan kompetensi psikolog, karena psikolog klinis terlatih dalam menggunakan petunjuk dan pengetahuan psikologi dalam kerja profesionalnya.
·    Menampilkan kompetensi klinikus/klinisi, karena berusaha memahami orang lain dalam kompleksitas alamiah dan transformasi adaptif secara terus menerus atau berkelanjutan.
·    Ilmiah, karena menggunakan metode ilmiah untuk mencapai presisi dan objektivitas dalam cara kerja profesionalnya dengan tetap melakukan validasi untuk setiap individu yang ditanganinya.
·    Profesional, karena lebih menyumbangkan pelayanan kemanusiaan yang penting bagi individual, kelompok sosial, dan komunitas untuk memecahkan masalah psikososial dan meningkatkan kualitas hidup.
ORIENTASI PSIKOLOGI KLINIS
a.  Titik Pandang Dasar Klinis
Tugas yang dihadapi psikolog klinis : Memahami masalah-masalah yang dihadapi pasien dan cara pasien menyelesaikan atau berusaha untuk menyelesaikan maslah-masalah itu. Jika cara penyelesaiannya tepat, disebut sebagai penyesuaian yang baik. Kalau tidak tepat, mengindikasikan adanya ketidaksesuaian, maladaptif, atau psikopatologi. Bagi Psikolog klinis, perbedaan antara normal dan abnormal hanya memiliki arti yang tidak signifikan.
b. Aspek-aspek Kepribadian
Tiga aspek yang umumnya perlu dipahami untuk tujuan teoritis studi klinis.
-          Motivasi
-          Kapasitas
-          Pengendalian / Kontrol

WUJUD PENGENDALIAN
·    Pengendalian berlebih, Overcontrol atau represi
·    Pengendalian lemah, Undercontrol atau overexpressiveness
·    Pengendalian tentative, Tentative control atau anxiety (Cemas)
·    Pengendalian terganggu, Inadequate
·    Pengendalian ideal, pengendalian yang melahirkan penyesuaian yang tepat

PERAN PSIKOLOGI KLINIS
1. Terapi dan modifikasi tingkah laku
2.    Asesmen
3.   Pengajaran dan Supervisi
4.   Konsultasi
  Materi Selengkapnya silakan download disini

DINAMIKA KELOMPOK PART 1

Pengertian Kelompok
1.       Berdasarkan Persepsi, Kelompok adalah satu unit  yang terdiri dari sejumlah orang  yang memiliki persepsi kolektif mengenai kesatuan mereka dan memiliki  kemampuan untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka. (Smith)
2.       Berdasarkan Motivasi, Kelompok adalah kumpulan individu yang dalam hubungannya dapat memuaskan kebutuhan satu dengan lainnya. (Cattell)
3.       Berdasarkan Tujuan, Kelompok adalah unit yang terdiri dua orang atau lebih dan berada   pada satu kelompok untuk satu tujuan. (Mills)
4.       Berdasarkan Organisasi, Kelompok adalah suatu sistem yg diorganisasikan pada 2 orang atau lebih  yang dihubungkan satu dengan lainnya, memiliki sekumpulan peran dan norma yang mengatur fungsi kelompok dan setiap anggotanya. (Mc. David & Harari)
5.       Berdasarkan Interdependensi, Kelompok adalah sekumpulan individu yg melakukan hubungan dengan orang lain yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkatan yang berarti. (Cartwright & Zender)
6.       Berdasarkan Interaksi, Kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi dengan sesama lainnya, dan proses interaksi membedakan bentuk kelompok-kelompok bersama dengan kelompok yang lainnya. (Boner)

Ciri-ciri Kelompok Sosial
·         Adanya Motif yg sama
·         Adanya sikap in-group dan out group
·         Adanya  solidaritas
·         Adanya struktur : fungsional dan hirarkis
·         Adanya Norma yg ideal tertulis atau tidak tertulis

Motivasi Masuk Kelompok
Bentuk-Bentuk Kelompok
1.       Kelompok Primer vs Kelompok Sekunder
Kelompok Primer : Mempunyai pola interaksi yg intensif, suatu perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas dan mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya. Contoh : Kelompok belajar, kelompok agama, keluarga
Kelompok Sekunder: Kelompok besar terdiri dari banyak orang, pola hubungan yg tak  langsung, interaksinya didasarkan pd pertimbangan yg obyektif dan rasional formal. Contoh :  Partai politik, serikat pekerja
2.       Kelompok Formal vs  Kelompok Informal
Kelompok Formal ; Kelompok yang mempunyai peraturan tertulis  dan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan  diantara anggotanya. Contoh  :  Organisasi  profesi
Kelompok Informal: Kelompok yang tidak berstatus resmi dan tidak didukung aturan tertulis.

3.       Membership Group vs Reference Group

Membership Group : Kelompok tempat /wadah seseorang secara fisik menjadi  anggota.     Reference Group : Kelompok tempat seseorang mengidentifikasikan diri, menyetujui norma-norma, tujuan dan sikap individu di dalamnya meskipun seseorang tersebut tidak menjadi anggota kelompok tersebut
4.       Gemeinschaft vs Gesellschaft
Gemeinschaft : Bentuk kehidupan bersama yang  anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat kekal dan alamiah. Contoh : Keluarga
Gesellschaft : Ikatan lahir yg bersifat pokok  untuk waktu jangka pendek, bersifat sebagai  sikap dalam pikiran dan strukturnya bersifat mekanis. Contoh : Organisasi pengusaha
5.       Beberapa Jenis Kelompok sebagai media pertolongan pekerjaan sosial, yaitu :
·         Social Conversation Group
·         Recreation Group
·         Educational Group
·         Self Help Group
·         Problem Solving and Decition  Making Group
·         Socialition Group
·         Therapeutic Group
·         Sensitivity Group, dll.
Materi Selengkapnya Silakan anda download disini