BIOGRAFI KURT LEWIN

Kurt Lewin (1890–1947) adalah seorang psikolog Jerman-Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam perkembangan psikologi sosial. Ia juga dikenal sebagai pelopor dalam teori perubahan organisasi dan dinamika kelompok. Lewin memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara kita memahami perilaku individu dalam konteks sosial dan lingkungan.

Kehidupan Awal dan Pendidikan
Karier dan Penelitian
Kontribusi dalam Psikologi

  • Unfreezing: Melemahkan kebiasaan atau struktur lama.
  • Changing: Memperkenalkan perubahan baru.
  • Refreezing: Menstabilkan perubahan tersebut sebagai bagian dari rutinitas baru. Model ini sangat berpengaruh dalam manajemen perubahan dan terus digunakan dalam studi organisasi dan kepemimpinan.
Pengaruh dan Warisan
Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Kurt Lewin lahir pada 9 September 1890 di Mogilno, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Jerman (sekarang Polandia). Ia tumbuh di sebuah keluarga Yahudi dan menunjukkan ketertarikan pada sains dan filsafat sejak usia dini.

Lewin mulai kuliah di Universitas Freiburg, di mana ia mempelajari kedokteran. Ia kemudian pindah ke Universitas Munich untuk belajar biologi. Ketika Perang Dunia I pecah, Lewin terlibat dalam tugas militer sebagai prajurit infanteri Jerman. Setelah perang, ia melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat dari Universitas Berlin pada tahun 1916, dengan minat utama pada psikologi.

Setelah menyelesaikan studinya, Lewin mulai bekerja di Institut Psikologi di Universitas Berlin, di mana ia menjadi bagian dari gerakan psikologi Gestalt, yang berfokus pada persepsi keseluruhan dan bagaimana manusia memproses pengalaman mereka. Lewin mengambil pendekatan yang berbeda dengan menghubungkan prinsip-prinsip Gestalt dengan perilaku manusia dalam konteks sosial.

Pada tahun 1933, setelah Partai Nazi berkuasa di Jerman, Lewin, yang merupakan seorang Yahudi, meninggalkan Jerman dan pindah ke Amerika Serikat. Di sana, ia mulai bekerja di beberapa universitas ternama, termasuk Cornell University dan University of Iowa, dan akhirnya menetap di Massachusetts Institute of Technology (MIT), di mana ia mendirikan Research Center for Group Dynamics.

  1. Teori Medan (Field Theory): Lewin mengembangkan teori medan, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Teori ini disingkat dengan rumus B = f(P, E), di mana B adalah perilaku, P adalah karakteristik individu, dan E adalah lingkungan. Lewin berpendapat bahwa untuk memahami perilaku seseorang, perlu diperhitungkan berbagai faktor yang membentuk "medan psikologis" orang tersebut.

  2. Dinamika Kelompok: Lewin memainkan peran penting dalam membentuk teori dan praktek dinamika kelompok. Ia tertarik dengan cara kelompok mempengaruhi perilaku individu dan bagaimana kelompok dapat menjadi agen perubahan. Lewin memperkenalkan konsep-konsep seperti pengaruh sosial, peran pemimpin, dan norma kelompok.

  3. Teori Perubahan Lewin: Lewin merumuskan model perubahan organisasi tiga tahap yang terdiri dari:

  4. Penelitian tentang Prejudice dan Diskriminasi: Lewin juga terlibat dalam penelitian tentang praduga dan diskriminasi, terutama selama Perang Dunia II, di mana ia membantu dalam program-program pelatihan untuk mempromosikan toleransi rasial.

Kurt Lewin dianggap sebagai Bapak Psikologi Sosial Modern. Kontribusinya dalam bidang dinamika kelompok, teori medan, dan perubahan organisasi telah membentuk berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, manajemen, dan pendidikan.

Lewin juga meletakkan dasar bagi psikologi terapan, di mana penelitiannya digunakan untuk memecahkan masalah sosial, mengelola konflik, dan mengimplementasikan perubahan dalam berbagai konteks organisasi. Research Center for Group Dynamics yang ia dirikan di MIT menjadi pusat penting untuk penelitian dan aplikasi dalam dinamika kelompok.

Kurt Lewin menikah dua kali, pertama dengan Maria Landsberg, yang dengannya ia memiliki dua anak, dan kemudian dengan Gertrud Weiss, dengan siapa ia memiliki satu anak. Lewin meninggal pada 12 Februari 1947 di Newtonville, Massachusetts, akibat serangan jantung.

Kurt Lewin tetap dikenang sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam psikologi abad ke-20, yang memperluas wawasan tentang bagaimana konteks sosial mempengaruhi perilaku manusia dan bagaimana perubahan dapat dikelola secara efektif dalam kelompok dan organisasi.

BIOGRAFI DAVID BUSS

David M. Buss (lahir 1953) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal sebagai salah satu pendiri utama dalam bidang psikologi evolusioner. Penelitiannya terutama berfokus pada strategi perkawinan, daya tarik, seksualitas, dan dinamika sosial yang dipengaruhi oleh seleksi alam dan seleksi seksual.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

David Buss lahir pada 14 April 1953. Ia menempuh pendidikan sarjana di University of Texas di Austin, di mana ia memperoleh gelar B.A. dalam psikologi pada tahun 1976. Ia kemudian melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar Ph.D. di University of California, Berkeley pada tahun 1981, dengan spesialisasi dalam psikologi kepribadian dan sosial.

Karier dan Penelitian

Setelah menyelesaikan studinya, Buss mengajar di berbagai universitas, termasuk Harvard University, University of Michigan, dan akhirnya kembali ke University of Texas di Austin, di mana ia menjadi profesor psikologi. Sepanjang karier akademiknya, ia berfokus pada penerapan teori evolusi dalam memahami perilaku manusia, terutama terkait dengan hubungan antarjenis kelamin, daya tarik fisik, dan motivasi seksual.

Penelitian Buss mendalami berbagai topik, seperti:

  • Preferensi pasangan: Ia menemukan bahwa pria dan wanita memiliki preferensi yang berbeda terkait karakteristik pasangan yang diinginkan, seperti usia, penampilan fisik, sumber daya ekonomi, dan kesetiaan.
  • Cemburu seksual dan emosional: Buss menemukan bahwa ada perbedaan dalam bagaimana pria dan wanita merespons ancaman terhadap hubungan mereka, dengan pria lebih cenderung cemburu secara seksual dan wanita lebih cenderung cemburu secara emosional.
  • Strategi reproduksi dan daya tarik: Ia mengeksplorasi bagaimana strategi reproduksi manusia dapat bervariasi tergantung pada lingkungan, konteks sosial, dan tujuan individu, seperti hubungan jangka pendek versus jangka panjang.

Buku dan Publikasi

David Buss adalah penulis beberapa buku terkenal, seperti:

  • "The Evolution of Desire: Strategies of Human Mating" (1994): Buku ini membahas strategi kawin manusia dan preferensi pasangan dari perspektif evolusioner.
  • "The Murderer Next Door: Why the Mind Is Designed to Kill" (2005): Buku ini mengeksplorasi kecenderungan agresi dan pembunuhan dalam konteks seleksi alam.
  • "Evolutionary Psychology: The New Science of the Mind": Sebuah buku teks yang sering digunakan untuk mengajarkan psikologi evolusioner di berbagai universitas.

Pengaruh dan Warisan

David Buss adalah salah satu tokoh utama yang mempopulerkan psikologi evolusioner, sebuah bidang yang berusaha menjelaskan bagaimana proses evolusi membentuk pikiran dan perilaku manusia. Teori Buss tentang strategi reproduksi dan perilaku sosial telah memberikan wawasan baru tentang mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dalam hal hubungan, seks, dan interaksi sosial.

Penelitiannya tidak hanya berdampak pada psikologi tetapi juga pada bidang antropologi, biologi, dan sosiologi, di mana perspektif evolusioner digunakan untuk memahami perilaku manusia secara lebih mendalam.

Kehidupan Pribadi

Buss tetap aktif dalam penelitian dan mengajar, dan ia terus meneliti topik-topik terkait perilaku manusia dan strategi perkawinan dari sudut pandang evolusi.

Buss adalah sosok penting yang telah membentuk pemahaman modern tentang bagaimana proses evolusi memengaruhi perilaku manusia, terutama dalam konteks hubungan antarjenis kelamin, motivasi seksual, dan strategi sosial.

BIOGRAFI ROGER WALCOTT SPERRY

Roger Wolcott Sperry (1913–1994) adalah seorang ahli saraf dan psikolog asal Amerika yang terkenal karena penelitiannya tentang otak belahan kiri dan kanan. Ia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1981 untuk karyanya mengenai fungsi otak yang terpisah pada belahan kiri dan kanan, yang dikenal sebagai penelitian tentang "otak terbelah" (split-brain).

Kehidupan Awal dan Pendidikan
Penelitian dan Karier
Penemuan Utama
  • Belahan kiri umumnya bertanggung jawab untuk bahasa, logika, dan analisis matematis.
  • Belahan kanan lebih berhubungan dengan kreativitas, persepsi spasial, dan pengenalan pola.
Penghargaan dan Pengaruh
Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Roger Sperry lahir pada 20 Agustus 1913 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Setelah ayahnya meninggal ketika Sperry masih kecil, keluarganya pindah ke West Hartford, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Sperry menempuh pendidikan di Oberlin College, Ohio, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam sastra Inggris pada tahun 1935 dan gelar master dalam psikologi pada tahun 1937.

Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di bidang zoologi di University of Chicago, di mana ia bekerja dengan ahli biologi terkenal, Paul Weiss. Setelah menyelesaikan gelar Ph.D. pada tahun 1941, Sperry melanjutkan penelitiannya di National Institutes of Health dan di Yerkes Laboratories of Primate Biology.

Penelitian awal Sperry fokus pada neurobiologi dan perkembangan sistem saraf. Ia tertarik dengan pertanyaan tentang bagaimana saraf dan otak terhubung untuk menghasilkan perilaku dan kesadaran. Dalam percobaannya pada hewan, Sperry menunjukkan bahwa saraf dapat "tumbuh kembali" ke lokasi yang tepat setelah kerusakan, yang bertentangan dengan teori sebelumnya tentang fungsi saraf yang bersifat acak.

Namun, penelitian tentang "otak terbelah" yang membuatnya terkenal. Pada tahun 1960-an, Sperry dan rekan-rekannya melakukan eksperimen pada pasien epilepsi yang telah menjalani operasi callosotomy—pemotongan korpus kalosum (jembatan serat saraf yang menghubungkan belahan otak kiri dan kanan) untuk mengurangi kejang. Dengan memisahkan kedua belahan otak ini, Sperry dapat mempelajari bagaimana masing-masing belahan otak bekerja secara terpisah.

Melalui percobaan dengan pasien "otak terbelah", Sperry menemukan bahwa belahan kiri dan kanan otak memiliki fungsi yang berbeda:

Penemuan ini menunjukkan bahwa otak tidak berfungsi sebagai satu kesatuan yang sempurna, tetapi memiliki spesialisasi tugas yang berbeda di setiap belahan. Temuan Sperry tentang lateralitas otak ini mengubah pemahaman tentang bagaimana otak memproses informasi dan memiliki dampak besar pada bidang neuropsikologi, pendidikan, dan ilmu saraf.

Roger Sperry menerima berbagai penghargaan untuk kontribusinya dalam ilmu saraf, termasuk Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1981, yang ia bagi dengan dua peneliti lainnya, David H. Hubel dan Torsten Wiesel, yang bekerja di bidang neurobiologi visual.

Penelitiannya memiliki implikasi besar tidak hanya dalam ilmu saraf, tetapi juga dalam psikologi dan pendidikan, karena membantu memahami bahwa orang mungkin memiliki kecenderungan untuk menggunakan satu belahan otak lebih dominan daripada yang lain, yang mempengaruhi cara mereka belajar dan berpikir.

Roger Sperry menikah dengan Norma Gay Deupree pada tahun 1949, dan mereka memiliki dua anak. Di luar penelitiannya, ia dikenal sebagai seseorang yang memiliki minat dalam isu-isu filosofis dan etika, khususnya terkait dengan kesadaran dan hubungan antara pikiran dan tubuh.

Roger Sperry meninggal pada 17 April 1994 di Pasadena, California, akibat komplikasi penyakit degeneratif saraf. Karyanya dalam memetakan fungsi belahan otak tetap menjadi warisan yang penting dalam pemahaman tentang cara kerja otak manusia.

BIOGRAFI CARL GUSTAV JUNG

Carl Gustav Jung (1875–1961) adalah seorang psikiater dan psikoterapis asal Swiss yang mendirikan aliran psikologi analitik, yang juga dikenal sebagai psikologi Jungian. Ia terkenal karena konsep-konsep seperti ketidaksadaran kolektif, archetype, dan individuasi, yang berfokus pada proses pengembangan diri dan keseimbangan kepribadian.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Carl Jung lahir pada 26 Juli 1875 di Kesswil, Swiss. Ayahnya adalah seorang pendeta, sementara ibunya berasal dari keluarga yang tertarik dengan hal-hal supranatural. Keluarga Jung memiliki lingkungan religius yang kuat, tetapi juga ada ketertarikan terhadap pengalaman mistis yang kemudian mempengaruhi teorinya.

Jung belajar kedokteran di Universitas Basel dan kemudian mengambil spesialisasi dalam bidang psikiatri. Ia tertarik dengan karya Sigmund Freud dan mengadopsi beberapa gagasan tentang psikoanalisis di awal kariernya.

Hubungan dengan Sigmund Freud

Pada awal abad ke-20, Jung menjalin hubungan erat dengan Sigmund Freud. Keduanya berbagi minat dalam memahami alam bawah sadar dan pengaruhnya terhadap perilaku. Freud melihat Jung sebagai penerus teorinya, namun perbedaan pendapat mengenai konsep-konsep inti menyebabkan perpecahan. Jung tidak setuju dengan fokus utama Freud pada seksualitas sebagai pendorong utama perilaku manusia.

Pada tahun 1913, Jung dan Freud akhirnya berpisah secara profesional, dan Jung mulai mengembangkan aliran psikologinya sendiri, yang ia sebut sebagai psikologi analitik.

Pengembangan Teori

Setelah berpisah dari Freud, Jung mengalami krisis pribadi dan banyak menganalisis mimpi serta pengalaman batinnya sendiri. Pengalaman ini membantunya mengembangkan beberapa konsep kunci dalam psikologi Jungian, termasuk:

  • Ketidaksadaran Kolektif: Jung berpendapat bahwa selain ketidaksadaran pribadi (yang berasal dari pengalaman hidup individu), ada juga ketidaksadaran kolektif, yang berisi memori dan pengalaman bersama yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ketidaksadaran kolektif ini terdiri dari archetype, atau pola universal yang muncul dalam mitos, cerita rakyat, dan mimpi.

  • Archetype: Jung mengidentifikasi sejumlah archetype utama, seperti Anima/Animus (sisi feminin dalam pria dan sisi maskulin dalam wanita), Shadow (bagian tersembunyi dari kepribadian yang ditolak), dan Self (simbol kesatuan dan keseimbangan). Archetype ini muncul dalam mimpi dan budaya, mencerminkan aspek-aspek yang mendalam dari jiwa manusia.

  • Individuasi: Ini adalah proses pengembangan diri di mana seseorang menyadari dan mengintegrasikan berbagai bagian dari kepribadiannya, termasuk aspek-aspek sadar dan tidak sadar, untuk mencapai keseimbangan dan keutuhan.

  • Sinkronisitas: Jung memperkenalkan konsep ini untuk menjelaskan peristiwa yang tampaknya kebetulan tetapi memiliki makna psikologis yang mendalam. Ia menggambarkan sinkronisitas sebagai "hubungan yang bermakna" antara kejadian eksternal dan keadaan batin seseorang.

Pengaruh dan Warisan

Jung memberikan kontribusi besar pada bidang psikologi, terutama dalam psikoterapi dan analisis mimpi. Teorinya tentang ketidaksadaran kolektif dan archetype telah mempengaruhi mitologi, sastra, seni, dan agama, serta memperluas pendekatan dalam psikoterapi yang lebih menghargai simbolisme dan pengalaman batin.

Jung mendirikan Institut C.G. Jung di Zurich untuk melatih terapis dalam psikologi analitik. Meskipun beberapa konsep Jung tidak diterima secara universal di kalangan akademisi, banyak tokoh dari berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi, seni, dan filsafat, yang terinspirasi oleh pemikirannya.

Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat

Jung menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903, dan mereka memiliki lima anak. Emma adalah pendukung setia Jung dan juga seorang analis Jungian. Setelah kematian Emma pada tahun 1955, Jung terus bekerja, menulis, dan mengajar hingga masa tuanya.

Carl Jung meninggal pada 6 Juni 1961 di Kusnacht, dekat Zurich, Swiss, dalam usia 85 tahun. Warisan teorinya terus berkembang melalui pengikut dan praktisi psikologi Jungian, serta mereka yang menjelajahi makna dalam mimpi, mitos, dan pengembangan spiritual.